Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) DKI Jakarta melaporkan harga minyak goreng subsidi sudah menyentuh di angka Rp18.000 per liter hingga Rp20.000 per liter pada pekan ini. Bahkan, DPW Ikappi DKI Jakarta mengidentifikasi terjadi kelangkaan minyak goreng subsidi itu di sejumlah pasar.
Ketua DPW Ikappi DKI Jakarta Miftahudin mengatakan sejumlah pasar di berbagai daerah melaporkan adanya kelangkaan stok akibat pasokan yang minim dari distributor. Sementara, permintaan masyarakat selama lebaran tahun ini relatif kembali tinggi.
“Kami melihat fakta bahwa HET Minyak Goreng Curah masih tembus lebih dari Rp18.000 per liter sampai Rp20.000 per liter di berbagai daerah bahkan masih terjadi kelangkaan di mana-mana, yang artinya pemerintah belum konsisten dalam pemerataan kebijakan dan tidak fokus menyelesaikan persoalan,” kata Miftahudin melalui siaran pers, Rabu (13/4/2022).
Miftahudin menilai negatif pernyataan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang menegaskan ketersediaan minyak goreng surplus untuk kebutuhan 1 hingga 1,5 bulan ke depan. Alasannya, minyak goreng subsidi itu sudah terlihat langka di sejumlah pasar.
“Kami mendukung upaya Kapolri untuk melakukan pengawasan yang ketat dari hulu sampai hilir, baik itu produsen, stok minyak goreng sampai ke jalur pendistribusian, dan menghukum keras bagi keterlibatan mafia atau pelanggar yang menyengsarakan masyarakat luas,” tuturnya.
Berdasarkan data milik otoritas perdagangan per 11 April 2022, harga minyak goreng curah berada di angka Rp18.200 per liter atau naik 13,75 persen dibandingkan dengan bulan lalu di tingkat pengecer secara nasional. Peningkatan harga itu juga masih berlanjut pada minyak goreng kemasan premium yang bertengger di posisi Rp26/300 per liter atau naik 41,40 persen secara bulanan.
Baca Juga
Sementara, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dumai berada di angka Rp13.801 per liter atau turun 5,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, CPO Rotterdam naik 10,31 persen secara bulanan di angka US$1.445 per ton.
Adapun stok indikatif untuk komoditas minyak goreng secara keseluruhan mencapai 628,58 ribu ton secara nasional dengan ketahanan sekitar 1,49 bulan. Otoritas perdagangan mencatat kebutuhan minyak goreng mencapai 422 ribu ton per bulan.