Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. memperkirakan inflasi pada Maret 2022 mencapai 0,62 persen (month-to-month/mtm) atau 2,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan inflasi pada seluruh komponen, baik inti, harga bergejolak dan harga diatur pemerintah.
"Inflasi harga bergejolak didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan antara lain cabai merah (+26 persen mtm), minyak goreng (11 persen mtm), daging ayam(+2 persen mtm), daging sapi (+2 persen mtm) dan telur ayam (+3 persen mtm)," kata Josua kepada Bisnis, Kamis (31/3/2022).
Kemudian untuk harga minyak goreng, Josua mencatat masih meningkat setelah pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dan harga mengikuti mekanisme pasar.
Selain inflasi harga bergejolak, Josua juga memperkirakan inflasi inti akan meningkat menjadi 2,38 persen yoy, dari bulan sebelumnya 2,03 persen.
Hal ini, kata Josua sejalan dengan peningkatan konsumsi domestik dan kenaikan harga emas sekitar 4,5 persen mtm akibat dampak konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
"Inflasi harga diatur pemerintah juga diperkirakan akan meningkat, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat yang mendorong kenaikan tarif pesawat," ungkapnya.
Tak hanya itu, inflasi komponen harga diatur pemerintah juga bakal meningkat, didorong oleh kenaikan harga LPG non-subsidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News