Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pemerintah Kota Balikpapan mengungkap penyebab atau alasan kelangkaan solar di sejumlah SPBU di wilayah tersebut.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menilai kelangkaan solar yang memantik reaksi berbagai pihak terjadi akibat disparitas harga yang tinggi antara solar subsidi dan industri. Menurutnya, harga yang terpaut cukup tinggi dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan.
“Dan gini ya saya kasih tahu, kenapa antrean hari-hari ini begitu panjang? Karena harga industri dengan harga subsidi itu terlalu jauh perbedaannya. Harga subsidi Rp5.500, harga industri sekarang Rp17.000, kalian bisa jadi banyak yang memanfaatkan,” ujarnya di Balikpapan, Jum’at (30/3/2022).
Dia menegaskan kendaraan angkutan barang yang berhak menggunakan solar bersubsidi adalah yang bermuatan selain kendaraan untuk komoditas pertambangan dan perkebunan.
“Tapi sampai kalian mengisi dengan bermuatan pertambangan dan perkebunan, silakan nanti pertanggungjawabkan,” tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah massa yang tergabung antara sopir truk dan mahasiswa melakukan aksi di depan kantor Wali Kota Balikpapan menuntut Pemkot Balikpapan memberikan solusi terkait kelangkaan solar yang dinilai semakin meresahkan para sopir sejak beberapa waktu terakhir.
Pemkot Balikpapan menyampaikan telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk segera membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang baru yaitu berlokasi di KM13, Kota Balikpapan sebagai solusi atas kelangkaan solar yang menyebabkan antrean panjang di beberapa SPBU.
“Tadinya [SPBU] dibuka setelah lebaran tapi saya minta ini SPBU harus dipercepat. Insyaallah hari Sabtu sudah dibuka,” pungkasnya.