Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Solar Langka, BPH Migas Perlu Awasi Distribusi

BPH Migas memaparkan sejumlah upaya untuk mengamankan pasokan solar guna mencegah kebocoran yang memicu kelangkaan.
Pertamina menjamin ketersediaan pasokan solar bersubsidi, sebagai bagian dari penugasan pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
Pertamina menjamin ketersediaan pasokan solar bersubsidi, sebagai bagian dari penugasan pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan data BPS 2015-2019, produksi solar untuk otomotif mencapai 142 juta barel, sementara produksi solar industri sebesar 714.000 barel.

Sayangnya, meski produksi solar nasional besar, kelangkaan solar menjelang Ramadhan masih terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Riau. Gubernur Riau Syamsuar meminta tambahan 884.590 kiloliter (kl) atau setara 5.563.903,71 barel bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk mengatasi antrean panjang kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Syamsuar menuturkan, kelangkaan solar terjadi karena adanya pengurangan kuota untuk Riau di tahun 2022 dari BPH Migas sekitar 4 persen dibandingkan dengan pada 2021. Oleh karena itu dia menyurati Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengirim surat dengan nomor 541/DESDM-02/765 untuk meminta penambahan.

"[Di dalam surat itu] disampaikan terkait realisasi pemakaian solar di kabupaten kota se-Provinsi Riau periode 1 Januari 2022 hingga 6 Maret 2022 mencapai 157.760 kl atau 19,85 persen dari kuota yang telah ditetapkan sebesar 794.787 kl. Dengan pemakaian rata-rata solar harian lebih kurang 2.427 kl dari kuota Provinsi Riau diperkirakan hanya tersedia sampai pekan keempat November 2022," terang Syamsuar, Senin (28/03/2022).

Menanggapi kelangkaan solar di sejumlah daerah, anggota komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman menjelaskan, antrean kendaraan untuk mengisi solar berkaitan dengan pemulihan ekonomi.

“Karena mulai pulihnya ekonomi masyarakat [menyebabkan] terjadi peningkatan konsumsi solar [solar] di berbagai daerah [sehingga menyebabkan antrean panjang kendaraan],” ujar Saleh, Senin (28/03/2022).

Menurutnya, antrean panjang kendaraan jelang Ramadhan merupakan fenomena yang kerap terjadi setiap tahun.

“Ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya, sebelum ada pandemi Covid-19,” imbuh Saleh.

Kendati demikian, dia belum menyebutkan tingkat konsumsi solar dengan kuota solar yang tersedia.

“Kami masih terus melakukan update untuk data tersebut. Diperkirakan, karena geliat ekonomi pasca Covid-19, konsumsi harian [solar] akan meningkat,” kata Saleh.

Saat ini, menurut Saleh, BPH Migas telah memiliki sejumlah langkah untuk menjaga agar distribusi solar tetap lancar dan menghindari kebocoran.

“Kami fokus mengawasi distribusi solar agar stok solar di seluruh daerah dan terminal BBM berada dalam posisi aman,” ungkapnya.

Adapun jika terdapat kebutuhan yang lebih besar pada satu penyalur, menurut Saleh, badan usaha dapat melakukan penyesuaian kuota masing-masing penyalur yang berada dalam satu kabupaten/kota.

Selain itu, pihaknya akan berkolaborasi dengan apparat kepolisian untuk mengawasi distribusi solar.

“Kami terus meningkatkan kerjasama dengan aparat kepolisian untuk bersama-sama meningkatkan pengawasan terhadap kebocoran. Kami juga minta badan usaha agar memaksimalkan sistem digitalisasi sehingga dapat mengurangi kebocoran,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper