Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Maret 2022 mencapai 0,68 persen secara bulanan atau month to month.
Proyeksi tersebut didapatkan dari Survei Pemantauan Harga pada minggu keempat Maret 2022. Dengan adanya perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender adalah sebesar 1,24 persen (year-to-date/ytd) dan secara tahunan sebesar 2,68 persen (year-on-year/ytd).
Adapun penyumbang utama inflasi sampai dengan minggu keempat Maret 2022 yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,11persen (mtm), bahan bakar rumah tangga (BBRT) sebesar 0,7 persen (mtm), telur ayam ras sebesar 0,06 persen (mtm), emas perhiasan dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm), serta tempe sebesar 0,04 persen (mtm).
Penyumbang inflasi lainnya adalah cabai rawit, minyak goreng, sabun detergen bubuk/cair, angkutan udara dan jeruk masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), tahu mentah, daging sapi, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta bawang merah, bawang putih dan gula pasir masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan komoditas yang mengalami deflasi pada periode ini yaitu tomat sebesar -0,01 persen (mtm).
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya dikutip Sabtu (26/3/2022).
BI, imbuhnya juga akan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.