Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Prediksi Inflasi 0,68 Persen per Maret 2022, Ini Biang Keroknya

Bank Indonesia memproyeksi inflasi pada Maret 2022 akan mengalami inflasi sebesar 0,68 persen secara bulanan akibat kenaikan sejumlah harga bahan pangan.
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Maret 2022 mencapai 0,68 persen secara bulanan atau month to month.

Proyeksi tersebut didapatkan dari Survei Pemantauan Harga pada minggu keempat Maret 2022. Dengan adanya perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender adalah sebesar 1,24 persen (year-to-date/ytd) dan secara tahunan sebesar 2,68 persen (year-on-year/ytd).

Adapun penyumbang utama inflasi sampai dengan minggu keempat Maret 2022 yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,11persen (mtm), bahan bakar rumah tangga (BBRT) sebesar 0,7 persen (mtm), telur ayam ras sebesar 0,06 persen (mtm), emas perhiasan dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm), serta tempe sebesar 0,04 persen (mtm).

Penyumbang inflasi lainnya adalah cabai rawit, minyak goreng, sabun detergen bubuk/cair, angkutan udara dan jeruk masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), tahu mentah, daging sapi, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta bawang merah, bawang putih dan gula pasir masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan komoditas yang mengalami deflasi pada periode ini yaitu tomat sebesar -0,01 persen (mtm).

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya dikutip Sabtu (26/3/2022).

BI, imbuhnya juga akan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper