Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LG Energy dan Stellantis Bentuk JV untuk Pabrik Baterai di Kanada

LG Energy Solution akan menyuntikkan US$1,5 miliar dengan kepemilikan sebesar 51 persen. Stellantis asal Belanda akan menguasai 49 persen saham.
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - LG Energy Solution dan produsen otomotif Stellantis NV akan berinvestasi lebih dari US$4,1 miliar untuk membentuk perusahaan gabungan dalam pembangunan pabrik baterai kendaaraan listrik di Windsor, Kanada.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (24/3/2022), pabrik dengan kapasitas 45 gigawatt-hours ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2025.

Perusahaan mengatakan fasilitas baru ini bakal memasok pabrik perakitan Stellantis di Windsor dan seluruh Amerika Utara.

Sementara itu, produsen baterai asal Korea Selatan akan menyuntikkan US$1,5 miliar dengan kepemilikan sebesar 51 persen. Stellantis asal Belanda akan menguasai 49 persen saham.

"[Joint venture ini] bertujuan mencapai 50 persen dari penjualan kendaraan listrik baterai di AS dan Kanada pada akhir dekade ini," kata Chief Executive Officer Stellantis Carlos Tavares dalam pernyataannya.

Sebagai bagian dari rencana elektrifikasi, Stellantis sedang mengembangkan lima pabrik besar di sekitar Amerika Utara dan Eropa untuk mencapai kapasitas 400 gigawatt-hours hingga 2030.

Persaingan di antara produsen baterai akan meningkatkan kapasitas di Amerika Utara lantaran pabrikan termasuk General Motors Co. dan Ford Motor Co. mulai beralih ke kendaraan listrik.

Presiden Joe Biden juga menunjukkan dorongan ke transisi teknologi. Sementara itu, pemain baterai terbesar dari China, Contemporary Amperex Technology Co. juga tengah mempertimbangkan lokasi di Amerika Utara untuk pembangunan pabrik senilai US$5 miliar.

Adapun Panasonic Corp. dari Jepang tengah menjajaki pembangunan pabrik baru di AS yang akan menyuplai baterai untuk Tesla.

Pada Oktober lalu, Stellantis mengatakan akan menciptakan joint venture dengan Samsung SDI Co. guna membangun pabrik di AS dengan kapasitas 40 gigawatt-hours yang akan beroperasi pada 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper