Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Bagikan Lima Catatan Penting untuk Ekonomi Indonesia, Begini Reaksi BI

Dewan Direktur IMF mengapresiasi dan memberikan catatan positif terhadap berbagai kebijakan yang ditempuh Indonesia.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Hal tersebut terungkap dalam aporan Article IV Consultation tahun 2021 yang baru saja dirilis hari ini, Rabu, (23/3/2022).

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan, BI menyambut baik hasil asesmen IMF tersebut.

Dewan Direktur IMF mengapresiasi dan memberikan catatan positif terhadap berbagai kebijakan yang ditempuh Indonesia.

Terdapat lima catatan positif yang diberikan IMF kepada Indonesia. Pertama, komitmen otoritas untuk mengembalikan batas atas defisit fiskal sebesar 3 persen pada 2023 secara gradual.

Kedua, komitmen otoritas kebijakan moneter untuk berada ahead of the curve dengan tetap memerhatikan tingkat inflasi.

Ketiga, upaya otoritas dalam mendorong pendalaman dan inklusi pasar keuangan, khususnya  melalui  digitalisasi.

Keempat, komitmen otoritas untuk melanjutkan  reformasi struktural melalui reformasi di sektor riil  dan sektor keuangan untuk meningkatkan investasi, mendorong pertumbuhan, dan memitigasi dampak scarring akibat pandemi.

Dan kelima, komitmen otoritas untuk mengatasi dan memitigasi perubahan iklim.

Selain itu, IMF melihat kinerja ekonomi Indonesia akan terus menguat pada 2022-2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan dukungan kondisi komoditas global.

"Proyeksi positif IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen Bank Indonesia yang memperkirakan momentum perbaikan ekonomi nasional akan berlanjut pada 2022," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (23/3/2022).

Kendati demikian, IMF menyampaikan perlunya mewaspadai beberapa risiko, terutama yang berkaitan dengan munculnya varian virus baru dan kemungkinan pengetatan kondisi keuangan global akibat normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan.

Pada laporannya, IMF juga memberikan rekomendasi kebijakan yang sejalan dengan  arah kebijakan  Bank Indonesia, terutama terkait normalisasi kebijakan likuiditas, financial deepening dan digitalisasi.

Untuk itu, Erwin menyampaikan BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan guna menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Sinergi kebijakan dengan otoritas terkait terus dilakukan, khususnya dalam rangka akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif, dan upaya mendorong peningkatan pembiayaan  pada sektor-sektor prioritas," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper