Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Move On dari Rusia, Jerman Lirik LNG Qatar dan Uni Emirat Arab

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck akan bertolak ke Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk membahas mengenai kerjasama impor pasokan gas alam cair (LNG).
Pompa angguk di ladang minyak dan gas/Bloomberg-Andrey Rudakov
Pompa angguk di ladang minyak dan gas/Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung selama tiga pekan. Ketegangan geopolitik tersebut menyebabkan Rusia dijatuhi berbagai sanksi oleh negara-negara Barat, termasuk sanksi pembatasan ekspor komoditas energi. Hal ini menyebabkan pasokan gas alam ke Eropa terganggu, sehingga memicu kenaikan tarif listrik di sejumlah negara Eropa.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menjelaskan, pihaknya akan bertolak ke Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk membahas mengenai kerjasama impor pasokan gas alam cair (LNG). Perjalanan Habeck ke Qatar dan UEA akan ditemani oleh 20 perwakilan dari perusahaan Jerman, khususnya dari sektor energi.

Tindakan tersebut merupakan langkah untuk mengurangi ketergantungan Jerman akan gas Rusia. Alasannya, Rusia merupakan eksportir gas terbesar bagi Jerman dengan sekitar setengah dari impor LNG Jerman berasal dari Rusia.

Untuk mengurangi ketergantungan energi Jerman pada Rusia, termasuk pesanan besar LNG non-Rusia, Habeck berencana membangun terminal untuk mengimpor LNG dan menggunakan kembali batu bara, yang sebelumnya ditinggalkan.

Selain membahas mengenai impor gas alam, Habeck akan mengajak Qatar dan UEA adalah untuk membangun kemitraan hidrogen dalam jangka menengah.

"Jika kami tidak mendapatkan lebih banyak gas pada musim dingin mendatang dan jika pengiriman dari Rusia dihentikan, maka kami tidak akan memiliki cukup gas untuk memanaskan semua rumah kami dan membuat semua industri kami tetap berjalan," tegas Habeck dikutip dari DW, Minggu (20/03/2022).

Sebelumnya, Uni Eropa juga telah membuat roadmap untuk menghapus ketergantungan Uni Eropa pada gas, minyak, dan batu bara Rusia dalam lima tahun.

Sebagai catatan, Jerman pernah didera kritik akibat menentang kesepakatan embargo langsung yang dikenakan pada pasokan energi Rusia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Farid Firdaus
Sumber : Deutsche Welle
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper