Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (persero) dan PT Angkasa Pura II (persero) memilih strategi yang berbeda pada tahun ini untuk memulihkan kinerja usai pandemi.
VP Corporate Secretary Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan mengatakan perusahaan akan fokus meningkatkan kinerja melalui strategi Rebuilding the Foundation dan Expanding Business Portfolio.
Setidaknya, kata dia, ada 23 inisiatif strategis dengan fokus utama pada inovasi model bisnis dan teknologi untuk dapat bertahan pada masa pandemi. Selain itu, ada dua program strategis yang signifikan dijalankan perusahaan pada 2022 yaitu Business Turnaround dan Financial Restructuring.
Dia menjelaskan dalam strategi Business Turnaround, perusahaan akan menjalankan kebijakan strategis dengan mengoptimalkan upaya peningkatan pendapatan dan cost leadership untuk mendukung ketahanan dan mendorong penyehatan keuangan perusahaan.
Selain itu perusahaan juga akan mengoptimalkan peran dalam ekosistem konektivitas udara dan bisnis manajemen destinasi untuk mendukung pemulihan ekonomi serta mengkaji kelayakan dan implementasi penerapan protokol normal baru.
“Untuk program Financial Restructuring, perusahaan akan melakukan upaya-upaya untuk menjaga ketahanan finansial serta melakukan revitalisasi bisnis anak perusahaan supaya nantinya ada kontribusi optimal,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (14/3/2022).
Baca Juga
Rekan operator bandara lainnya, PT Angkasa Pura II (persero) memilih strategi Asset Recycling atau pemanfaatan aset lama guna menghasilkan aset baru guna meningkatkan pendapatan serta mengakselerasi pemulihan bisnis di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan strategi Asset Recycling dijalankan melalui tiga program, yakni Asset Optimization program (brown field asset), Asset Acceleration program (asset under construction), dan Asset Utilization program (green field asset) sebagai strategi mempercepat pemulihan bisnis di tengah pandemi.
Awaluddin menjelaskan program Asset Optimization bertujuan membuat aset eksisting yang sudah menghasilkan pendapatan bisa memiliki nilai tambah untuk meningkatkan pendapatan.
Sementara itu, Asset Acceleration akan membuat aset yang tengah dibangun sudah disiapkan untuk menghasilkan pendapatan sebelum konstruksi 100 persen dapat selesai. Kemudian, Asset Utilization adalah aset eksisting idle yang akan dikembangkan untuk meraih pendapatan baru.
“Pmanfaatan aset dapat dilakukan secara organik dan anorganik,” jelasnya.
Pemanfaatan aset secara organik akan melibatkan lima anak usaha yaitu PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Kargo, PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Aviasi, dan PT Gapura Angkasa, serta perusahaan terafiliasi.
Sementara itu, pemanfaatan aset secara anorganik dilakukan melalui kemitraan bisnis serta kemitraan strategis dengan pihak eksternal.
Lebih lanjut, kemitraan bisnis dan kemitraan strategis yang dilakukan AP II selaku pengelola bandara harus mendatangkan 3E yakni Expansion the traffic (mendatangkan lalu lintas penerbangan), lalu Expertise sharing (adanya transfer knowledge) dan Equity partnership (pemenuhan kebutuhan pendanaan).
“Kerja sama dengan eksternal dapat membuat AP II mereduksi modal kerja dan modal investasi dalam operasional dan pengembangan bandara, serta meningkatkan pendapatan,” ujar Muhammad Awaluddin.