Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang, Ini Alasan Airlangga

Menko Airlangga mengatakan, secara keseluruhan di luar Jawa-Bali masih dibawah 10 persen sehingga perlu diakselerasi.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat pembukaan pembukaan perdagangan Bursa di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat pembukaan pembukaan perdagangan Bursa di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di luar Jawa-Bali selama dua minggu kedepan, yaitu 15-20 Maret 2022.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali menyampaikan, capaian vaksinasi di luar Jawa-Bali secara nasional, terdapat dua provinsi dengan capaian vaksinasi dosisi pertama masih dibawah 70 persen yaitu Papua dan Papua Barat.

Lalu, untuk vaksinasi dosis kedua, terdapat lima provinsi dengan capaian di bawah 50 persen, yaitu Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Maluku dan Papua.

Sementara untuk booster, secara keseluruhan di luar Jawa-Bali masih dibawah 10 persen sehingga perlu diakselerasi.

Terkait dengan lansia, masih ada enam provinsi yang dibawah 60 persen untuk dosis pertama dan 24 provinsi di bawah 60 persen untuk  dosis kedua.

"Kemudian diusulkan perpanjangan PPKM 14 hari kedepan yaitu 15-20 Maret PPKM level 1 menjadi 18 kab/kota, PPKM level 2 menjadi 168 kab/kota, dan PPKM level 3 menjadi 200 kab/kota," katanya  dalam konferensi pers PPKM secara virtual, Senin (14/3/2022).

Untuk angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt), secara keseluruhan  mengalami penurunan meskipun masih di atas 1 secara nasional.

Per 13 Maret 2022, jumlah kasus harian dilaporkan sebesar 3.986 dan sudah  turun di puncaknya sebesar 13.118 kasus pada 3 Maret 2022.

"Kasus aktif itu dibandingkan puncaknya juga sudah turun dari 183.482 menjadi 127.121 di 13 Maret dan secara keseluruhan proporsinya di luar Jawa-Bali  37,07 persen," kata Airlangga.

Airlangga mengungkapkan, dari tingkat keterisian tempat tidur atau BOR relatif masih terkendali. Terdapat tiga provinsi dengan kasus tinggi, yaitu Sumatera Utara dengan kasus aktif di atas 13.677 (BOR 16 persen), Lampung 13.627 kasus aktif (BOR 22 persen) dan Papua 11.326 kasus aktif(BOR 13 persen).

Sementara itu, provinsi yang perlu mendapat perhatian adalah NTT, dimana BORnya mencapai 46 persen dan masih berada di level 3.

Airlangga juga menyampaikan bahwa BOR di fasilitas isolasi terpusat (isoter) luar Jawa-Bali tersedia 36.522, dimana tempat tidur yang terisi 3.188 atau 8,73 persen.

"Yang tinggi adalah Kaltim (Kalimantan Timur) dan besar BORnya 45 persen dan Kepri (Kepulauan Riau) 33,75 persen dan ini sudah dikomunikasikan dengan Kaltim maupun Kepri, khususnya di pulau Batam untuk dipersiapkan lebih lanjut," ungkapnya.

Dia juga mengungkapkan, masih ada dua provinsi dimana kasus harian masih naik yaitu Kalimantan Utara dan NTT. Namun, angka perawatan relatif lebih rendah dibandingkan saat gelombang Delta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper