Bisnis.com, JAKARTA - Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) menargetkan pertumbuhan penjualan 30 persen tahun ini dengan menghadirkan kemasan galon yang bebas Bisfenol-A (BPA).
Sebelumnya, isu BPA pada AMDK menjadi polemik menyusul wacana revisi Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang mewajibkan produsen mencantumkan label kandungan BPA pada galon guna ulang (GGU) berbahan polikarbonat. Pelaku usaha berpendapat kandungan BPA pada galon berbahan polikarbonat yang beredar di pasaran masih dalam batas aman.
Sementara itu, Melisa Patricia, Wakil Direktur Utama CLEO mengatakan kemasan CLEO diproduksi dari bijih plastik murni yang bebas BPA dengan desain yang ramah lingkungan. Selain itu, CLEO merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat food safety management ISO 22000:2005.
"CLEO dengan teknologi nano-filtrasi, menghasilkan air minum yang 20 kali lebih murni dengan kadar TDS [total dissolbed solid/zat terlarut] dibawah 10 ppm yang sangat baik untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. Air murni CLEO memiliki rasa yang ringan, baik untuk kesehatan ginjal dan aman untuk berbagai kebutuhan keluarga Indonesia," kata Melisa dalam keterangannya, Senin (14/3/2022).
Sementara itu, perseroan melihat pertumbuhan industri AMDK pada 2022 mengarah positif sehingga permintaan akan air minum kemasan terus meningkat.
Adapun, mengantisipasi peningkatan permintaan, CLEO melakukan ekspansi dengan menambah tiga pabrik pengolahan AMDK yang tersebar di Balikpapan, Palangkaraya dan Palembang dengan masing-masing pabrik diproyeksikan berkapasitas hingga 100 juta liter. Adapun pembangunan ini, dianggarkan dalam rencana capex perseroan yang berkisar Rp220 miliar.
"Kami berharap tahun ini, CLEO dapat terus meningkatkan kinerja baik dan terus memberikan kontribusi untuk kesejahteraan maupun sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan hidup masyarakat," kata Melisa.
Tahun lalu, total volume produksi CLEO sebesar 1,2 miliar liter dari total kapasitas produksi 4 miliar liter. Dengan penambahan tiga lini produksi tersebut, kapasitas produksi perseroan akan bertambah menjadi 4,3 miliar liter.
Saat ini CLEO telah memiliki 27 pabrik pengolahan AMDK dengan jaringan distribusi yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, diantaranya Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.