Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Diprediksi Melambung, Akibat Australia Terendam Banjir

Salah satu lokasi yang terendam adalah lembah Hunter. Tambang Hunter Valley milik BHP termasuk tambang Mount Arthur memproduksi 20 juta ton/tahun. Sementara usaha patungan Operasi Hunter Valley antara Yancoal dan Glencore memproduksi 12,5 juta ton per tahun.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan batu bara dunia berpotensi terganggu akibat bencana banjir di Australia yang merupakan salah satu eksportir utama dunia.

Pada hari Rabu (09/03/2022), harga batu bara Newcastle (Australia) tercatat US$ 426,85/ton, naik 0,28 persen dari hari sebelumnya.

Dilansir dari CNBC, pertambangan batu bara di wilayah lembah Hunter utama di New South Wales (NSW) terendam banjri setelah hujan lebat yang terjadi pada awal minggu ini. Akses jalan menuju tambang banyak yang terputus akibat banjir dan menyebabkan warga sekitar harus dievakuasi. Diperkirakan akan memakan waktu beberapa minggu sebelum operator tambang dapat sepenuhnya menilai kerusakan.

Pekan lalu, tambang di lembah Hunter beroperasi seperti biasa, meskipun kondisi penampungan air mendekati kapasitas penuh.

Akan tetapi, banjir minggu ini telah mengisi lubang tambang, sehingga membutuhkan waktu untuk mengosongkannya. Infrastruktur seperti pelabuhan dan kereta api diprediksi akan pulih lebih cepat. Tetapi persediaan batu bara akan cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh pelabuhan membatasi antrian kapal yang menunggu untuk memuat batu bara pada level di bawah rata-rata antrian biasanya.

Tambang Hunter Valley milik BHP termasuk tambang Mount Arthur memproduksi 20 juta ton/tahun. Sementara usaha patungan Operasi Hunter Valley antara Yancoal dan Glencore memproduksi 12,5 juta ton per tahun. Kompleks Mount Thorley Warkworth milik Yancoal memiliki produksi 18 juta ton per tahun. Mount Owen milik Gelncore 7,5 juta ton/tahun, United Wambo joint venture antara Glencore dan Peabody memproduksi 10 juta per tahun.

Wilayah Illawarra di NSW juga dibanjiri, dengan terminal batubara Port Kembla (PKCT) menyatakan force majeure pada 8 Maret atas ekspor batubara karena kemerosotan persediaan. Namun pemulihan diharapkan lebih cepat. PKCT beroperasi hari ini dan South32, yang mengoperasikan tambang Appin dan Dendrobium di area tersebut, berharap dapat segera normal kembali.

Australia merupakan eksportir terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Berdasarkan data Statista, ekspor batu bara dari Australia pada tahun 2019 mencapai 393 juta ton pada tahun 2019. Sehingga kendala ekspor Australia bisa mendongkrak harga batu bara dunia.

Australia banyak memasok batu bara untuk kebutuhan energi negara-negara di Asia-Pasifik. Adapun negara-negara konsumen utamanya adalah Jepang, Korea Selatan, dan India. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper