Bisnis.com, JAKARTA - Proyek MRT Fase 2A Bundaran HI–Kota disebut mengalami sejumlah hambatan, seperti pengadaan ulang untuk dua paket proyek dan tingginya tingkat serta risiko konstruksi.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan bahwa kesepatakan harga tidak tercapai antara pihak kandidat kontraktor proyek yang ditunjuk. Proyek yang dimaksud adalah CP 202 untuk civil works Harmoni–Mangga Besar, dan CP 205A untuk railway dan track work dari Bundaran HI–Mangga Besar.
"Unfortunately tidak tercapai kesepakatan dengan kandidat yang ditunjuk langsung. Tidak ada kesepakatan harga. Jadi, walaupun ditunjuk langsung, kita tidak terima apa yang ditawarkan kandidat," jelas Silvia dalam webinar pekan lalu, Selasa (1/3/2022).
Untuk itu, dua paket proyek tersebut akan dipecah dengan melakukan penunjukan kembali untuk proyek civil works CP 202, dan melakukan tender ulang melalui competitive bidding untuk pembangunan railway CP 205A.
Di samping itu, lokasi pembangunan proyek CP 202 untuk civil works Harmoni–Mangga Besar di Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk dinilai memiliki tingkat kerumitan dan kesulitan konstruksi paling tinggi di seluruh proyek fase 2A.
Silvia mengaku bahwa kesulitan tersebut memicu risiko pekerjaan yang tinggi sehingga menjadi salah satu topik alot pada diskusi teknis, termasuk saat direct contracting.
"Tingkat kesulitan itulah yang membuat risiko pekerjaan jadi tinggi, dan benar menjadi salah satu faktor yang membuat diskusi teknis kita, bahkan saat direct contracting, menjadi lebih panjang. Untuk size-up risikonya seperti apa, dan semua ini tentu akan translate harga [yang lebih tinggi]," tuturnya.
Sekadar informasi, pembangunan proyek fase 2A paket CP 202 dekat dengan bangunan lama, cagar budaya, dan Kali Ciliwung. Dengana danya faktor risiko tersebut, Silvia menyebut desain stasiun yang dibangun di lokasi tersebut saja sudah akan berbeda dengan lokasi stasiun-stasiun MRT lainnya.
Dia menyebut kedalaman stasiun yang akan dibangun dekat lokasi itu bahkan memiliki kedalam 30 meter (m), hanya untuk stasiun saja. Tingkat kehatian-hatian untuk proyek ini secara spesifik pun semakin ditingkatkan.
Hal ini berdampak pada durasi konstruksi yang akan lebih panjang, jika dibandingkan dengan paket proyek lainnya yakni CP 201 untuk civil works di Bundaran HI–Harmoni, dan CP 203 yakni civil works untuk Mangga Besar–Kota.
Silvia menyebut dampak berbagai masalah dan kerumitan yang sedang dihadapi saat ini bisa berpengaruh terhadpa durasi proyek konstruksi. Kendati demikian, dia belum bisa memastikan seberapa besar dampaknya terhadap target durasi.