Bisnis.com, JAKARTA — Produksi batu bara di tahun 2022 diprediksi tidak akan mencapai target pemerintah yakni hingga 663 juta ton, meskipun harga batu bara melonjak akibat perang antara Rusia dengan Ukraina.
Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi menyampaikan bahwa kenaikan harga batu bara berdampak pada pemerintah dan perusahaan batu bara.
"Tidak bisa dipungkiri ya, ini bakal ada impact ke pemerintah dari royalti PNBP (penerimaan negara bukan pajak) karena memang harga batu baranya itu juga meningkat. Jadi otomatis royalti buat pemerintah juga meningkat karena dihitungnya kan dengan harga batu bara yang terjual," kata Zuhdi kepada Bisnis, Minggu (6/3/2022).
Sementara itu dari sisi perusahaan batu bara sendiri, menurutnya perusahaan akan menikmati proses dari kenaikan harga batu bara.
Kendati demikian, Zuhdi menyampaikan bahwa Asosiasi Penambang batu bara Indonesia masih dibayangi ketidakpastian yang sangat tinggi untuk meningkatkan produksi.
"Jadi walaupun pemerintah itu sekarang menaikkan target produksi itu di sekitar 665 juta ton buat tahun ini, tapi saya rasa sih karena asosiasi itu sudah bilang bakal banyak perubahan karena tinggi banget nih ketidakpastian ya, jadi ya produksi bakal disitu-situ aja," ungkapnya.
Dia menilai, produksi batu bara mungkin bisa melampaui tahun lalu, tetapi akan sulit mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah.