Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Tembus US$418,75 per Metrik Ton, Begini Efek Dominonya

Kenaikan harga batu bara hingga US$418,75 per metrik ton memicu peningkatan produksi pada komoditas tersebut. Industri disebut akan kembali tumbuh meskipun tekanan untuk menggunakan energi bersih masih sangat kuat.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Penguatan harga batu bara dunia hingga US$418,75 per metrik ton berpotensi menciptakan efek domino yang cukup positif bagi industri pertambangan batu bara.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai kondisi ini memicu peningkatan produksi pada komoditas tersebut. Industri disebut akan kembali tumbuh meskipun tekanan untuk menggunakan energi bersih masih sangat kuat.

Selain itu, sektor tambang berpengaruh pada beberapa industri lainnya. Beberapa di antaranya akan mendongkrak penggunaan alat berat dan transportasi bara baik di laut maupun di darat.

“Kenaikan ini juga memberikan multiplier effect bagi beberapa sektor di industri batu bara seperti industri alat berat dan transportasi baik itu di darat maupun di laut untuk penyewaan kapal,” katanya kepada Bisnis, Minggu (6/3/2022).

Dari sisi hulu, Mamit menilai optimalisasi produksi akan mengerek pertambahan kebutuhan tenaga kerja, sehingga dapat membantu mengurangi angka pengangguran di daerah.

Di sisi lain, penguatan ini dapat pula berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah di lokasi tambang berada.

Mamit menerangkan bahwa penguatan harga dan optimalisasi ekspor dapat berpengaruh pula pada penerimaan negara baik melalui royalti maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

PNBP 2021 pada subsektor mineral dan batu bara mencapai Rp75,15 triliun atau 192% dari target. Sedangkan tahun ini diproyeksi sumbangan devisa bagi negara bisa melebihi target tahun lalu yakni Rp42,36 triliun

“Untuk pemerintah, kenaikan ini akan meningkatkan penerimaan negara baik dari royalti maupun penerimaan dari sektor yang lain. Target penerimaan dari sektor minerba sepertinya akan terlampaui sama seperti tahun 2021 yang lalu.”

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menuturkan bahwa penguatan harga batu bara ikut mendongkrak permintaan alat berat untuk wilayah tambang. Situasi ini memanfaatkan kebutuhan bara di pasar global.

“Untuk alat berat memang ada peningkatan di sektor pertambangan antara lain dipicu prospek industri akibat kenaikan harga komoditas,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper