Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai tukar petani (NTP) pada Februari sebesar 108,83 atau naik 0,15 persen jika dibandingkan dengan posisi Januari 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS Setianto mengatakan torehan yang terbilang tipis itu didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas seperti kelapa sawit, cabai merah, bawang merah hingga karet.
BPS mencatat indeks harga diterima petani atau It sebesar 119,49 atau naik 0,26 persen dibandingkan dengan posisi bulan lalu. Sementara, indeks harga bayar petani atau Ib mencapai 109,79 atau naik 0,11 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.
“NTP Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 2,08 persen disebabkan karena indeks yang diterima petani hortikultura ini naik 2,24 persen lebih besar dari indeks yang dibayar petani yang meningkat 0,15 persen,” kata Setianto saat konferensi pers daring, Selasa (1/3/2022).
Adapun, kata Setianto, komoditas dominan yang memengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani hortikultura di antaranya bawang merah dan cabe merah.
Di sisi lain, sektor peternakan mengalami penurunan NTP yang cukup dalam mencapai 1,02 persen. Menurut dia, penurunan NTP itu disebabkan karena indeks yang diterima peternak merosot sebesar 0,94 persen sementara indeks yang dibayarkan peternak naik mencapai 0,09 persen.
“Kalau komoditas yang dominan memengaruhi indeks yang diterima peternak ini adalah ayam ras pedaging dan telur ayam ras,” kata dia.
Sementara itu, BPS juga melaporkan biaya produksi dan penambahan barang modal atau BPPBM untuk sektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 1,64 persen pada Februari 2022 secara bulanan.
Adapun torehan BPPBM itu disebabkan karena adanya kenaikan sejumlah biaya produksi mencapai 0,59 persen jika dibandingkan dengan Januari 2022.