Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LRT Jabodebek Meluncur 6 Bulan Lagi, Ini Progresnya

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Urban Transport menyampaikan progres proyek LRT Jabodebek yang akan meluncur 6 bulan lagi.
Foto udara gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di jalur Pancoran, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Foto udara gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di jalur Pancoran, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek secara keseluruhan sudah mencapai 90 persen. Angkutan penumpang anyar tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada Agustus 2022.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Urban Transport/LRT Jabodebek Ferdian Suryo Adhi Pramono mengatakan bahwa pada sisi konstruksi sarana dan prasarana, pembangunan LRT akan selesai secara keseluruhan pada Agustus ini. Nantinya, pihak konsultan yang akan menyatakan apabila seluruh fasilitas dikategorikan sebagai layak operasi.

"Totalnya sudah mencapai 90 persen. Sebenarnya secara konstruksi fisik itu Agustus insya Allah sudah selesai semua. Tapi, secara sistem ada berbagai macam proses mulai dari awal, integrasinya gimana, pengetesan dengan keretanya gimana, lalu sampai dengan output terakhir bahwa nanti dari konsultan itu akan menyatakan ini layak operasi. Lalu diajukan dan dikeluarkan sertifikat," jelasnya, Jumat (25/2/2022).

Pada Agustus 2022, jalur layanan LRT sudah bisa beroperasi mengangkut penumpang dengan secara otomatis atau tanpa masinis atau (driverless). Kedua rute sudah akan bisa melayani penumpang yakni Cibubur-Dukuh Atas, serta Bekasi Dukuh-Atas.

"Pada Agustus, rute yang sudah bisa dilayani itu semuanya. Kan kita punya dua lane yaitu Cibubur-Dukuh Atas, dan Bekasi-Dukuh Atas. Blue lane dan green lane," jelas Ferdian.

Dari sisi tarif, Kepala Divisi (Kadiv) LRT Jabodebek PT KAI Mochamad Purnomosidi mengatakan bahwa tarif yang diajukan perusahaan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menerapkan tarif progresif, atau tergantung dengan jarak yang ditempuh.

Purnomo memperkirakan tarif yang berlaku nantinya adalah Rp15.000 secara average atau rata-rata. Tarif tertinggi diperkirakan bisa mencapai Rp24.000. Namun, perlu dipahami, bahwa tarif ini belum final atau mendapatkan persetujuan dari pemerintah.

"Ancar-ancar tarif jarak pendeknya mungkin sekitar Rp5.000, karena hanya satu stasiun. Terjauhnya, mungkin bisa sekitar Rp22.000 atau Rp24.000.Tapi ini masih dalam proses pembahasan dengan teman-teman DJKA. Secara overall itu kalau kita hitung per satu penumpang, itu ratarata Rp15.000 lah," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper