Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan ada penambahan sekitar 1.000 tenda glamping kawasan Mandalika untuk menghadapi melonjaknya permintaan dan antusiasme terhadap MotoGP.
Glamping (glamorous camping) ini merupakan salah satu akomodasi yang disiapkan guna menunjang perhelatan MotoGP 2022 sehingga diharapkan dapat memberikan layanan maksimal bagi wisatawan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan mendorong kebangkitan ekonomi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan salah satu alternatif akomodasi glamping berada di Glamping Kelana yang berada di kawasan Mandalika, tepatnya di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah.
Menurutnya, akan ada dua paket yang ditawarkan di Glamping Kelana. Pertama, paket camping dimana tamu akan mendapatkan pengalaman menginap di tenda dan dapat menikmati fasilitas yang tersedia. Untuk harganya sendiri mulai dari Rp250.000.
Sementara untuk paket kedua yakni glamping, meliputi sarana transportasi dari bandara ke Glamping Kelana, penginapan, dan menikmati fasilitas yang ada dengan harga sekitar Rp600.000.
Saat ini, Glamping Kelana baru ada 20 unit tenda dan akan terus ditambah. Targetnya akan ada 1.000 unit tenda dengan kapasitas 2.000 orang. Hal ini sebagai langkah alternatif dalam menghadapi melonjaknya permintaan dan antusiasme terhadap MotoGP.
"Karena minat yang sangat tinggi terhadap MotoGP, jadi akhirnya karena kreativitas bangsa kita dibuatlah tenda-tenda ini sebagai alternatif hunian," kata Menparekraf Sandiaga Uno, Minggu (20/2/2022).
Lokasi glamping ini, katanya, akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet portable, mushola, dan panggung mini yang dapat dimanfaatkan untuk menampilkan produk-produk ekonomi kreatif dari masyarakat sekitar.
"Ini adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi karena selain 1.000 tenda, nanti di depan akan ada 75 tenda glamping yang lebih besar yang disiapkan oleh Eiger. Tentu ini adalah bagian dari komitmen dan sinergi semua pihak," katanya.
Sandiaga menjelaskan penempatan lokasi glamping ini sesuai dengan tren pariwisata di Indonesia pascapandemi Covid-19 yakni wisata berbasis alam menjadi pilihan utama bagi wisatawan.
"Mereka [wisatawan] lebih suka di alam terbuka dan kami melihat kunjungan ke desa wisata mengalami peningkatan 30 persen dan [persentase peminat] ekowisata juga naik," ungkap Sandiaga.