Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Insentif Modi Sukses, India 'Kebanjiran' Proposal Investasi Chip

Investasi tersebut termasuk Vedanta dalam usaha patungan dengan Foxconn, IGSS Ventures pte, dan ISMC. Perusahaan tersebut akan mengusahakan pembuatan chip, yang digunakan dalam beragam produk mulai dari perangkat 5G hingga mobil listrik. 
Ilustrasi chip/ Bloomberg
Ilustrasi chip/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - India telah menerima proposal senilai US$20,5 miliar atau sekitar Rp293,15 triliun dari lima perusahaan untuk memproduksi fabrikasi semikonduktor dan fabrikasi display secara lokal.

Dikutip dari Bloomberg, perusahaan termasuk Vedanta dalam usaha patungan dengan Foxconn, IGSS Ventures pte, dan ISMC yang berbasis di Singapura telah mengusulkan investasi US$13,6 miliar untuk pembuatan chip, yang digunakan dalam beragam produk mulai dari perangkat 5G hingga mobil listrik. 

Ketiga perusahaan tersebut telah meminta dukungan sebesar US$5,6 miliar dari pemerintah federal di bawah rencana insentifnya.

“Meskipun ada batas waktu yang agresif untuk pengajuan aplikasi [insentif] di segmen greenfield semikonduktor dan manufaktur layar, skema tersebut telah memperoleh respon yang baik,” kata Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India dalam pernyataannya baru-baru ini.

Selanjutnya, dua perusahaan - Vedanta dan Elest - telah mengajukan proposal senilai US$6,7 miliar untuk memproduksi pabrikan display dan tengah mencari insentif US$2,7 miliar dari pemerintah India.

Pasar semikonduktor negara Asia Selatan diperkirakan mencapai US$63 miliar pada tahun 2026 dibandingkan dengan US$15 miliar pada tahun 2020. 

Sebelumnya, Perdana Menteri Narendra Modi  telah meluncurkan program insentif untuk meningkatkan pangsa manufaktur dalam perekonomian dan membalikkan perlambatan akibat pandemi. 

Insentif India diumumkan di tengah prediksi bahwa kekurangan chip global kemungkinan akan berlanjut hingga awal 2023 dan permintaan mungkin tetap di atas ekspektasi jangka panjang pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper