Bisnis.com, JAKARTA — Transparansi pajak dan pertukaran informasi terkait perpajakan menjadi aspek penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Negara-negara di Asia pun sepakat untuk meningkatkan kerja sama perpajakan melalui Asia Initiative.
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo menjelaskan bahwa, pada Rabu (16/2/2022), Indonesia sebagai Presidensi G20 menggelar pertemuan Asia Initiative yang pertama. Pertemuan itu mengusung tema Sustaining the Recovery through Enhanced Tax Transparency.
Suryo yang bertindak sebagai chair dalam pertemuan itu menjelaskan bahwa transparasi perpajakan (tax transparency) dan pertukaran informasi (exchange of Information/EOI) telah menjadi perhatian banyak negara, terutama di Asia. Kerja sama sangat penting untuk penegakan hukum terkait perpajakan yang tak hanya mencakup satu negara.
"Kerja sama internasional di bidang tax tranparency dan EOI sangat penting untuk mengakselerasi mobilisasi pendapatan domestik, dalam masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19," ujar Suryo melalui keterangan resmi, Kamis dini hari (17/2/2022).
Dia turut mengajak negara-negara di Asia untuk bergabung ke dalam Asia Initiative dan mendapatkan manfaat dari kerja sama di bidang transparansi perpajakan dan EOI.
Pertemuan Asia Initiative tersebut dihadiri pemimpin otoritas pajak dari lima negara Asia anggota G20, perwakilan Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes (Global Forum), pemimpin otoritas pajak dari 13 negara Asia anggota Global Forum, Asian Development Bank (ADB), World Bank, dan Study Group on Asian Tax Administration and Research (SGATAR).
Baca Juga
Peluncuran kegiatan Asia Initiative telah dilaksanakan pada acara Plenary Meeting of the Global Forum pada 17 November 2021. Saat itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa turut menyatakan dukungan atas pembentukan Asia Initiative tersebut.