Bisnis.com, JAKARTA — Industri penerbangan atau transportasi udara yang padat modal diprediksi masih sulit bangkit saat ini. Hal yang sama bisa dialami industri pariwisata yang sangat mengandalkan kehadiran para wisatawan.
Permasalahan sulitnya industri penerbangan dan turisme bangkit dari keterpurukan dibahas secara mendalam di Bisnisindonesia.id. Selain itu, berbagai berita pilihan tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id. Mulai dari respons dunia terhadap penawaran uang digital China hingga musim semi Bitcoin pada Februari.
Berikut highlight Bisnisindonesia.id, Minggu (6/2/2022) :
China Jajakan Yuan Digital di Olimpiade, Dunia Ragu
China memanfaatkan ajang Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 untuk memperkenalkan yuan digital. Namun, masyarakat internasional cenderung meragukannya. Amerika Serikat bahkan telah mengingatkan para atletnya untuk tidak menggunakan yuan digital.
Olimpiade Musim Dingin awalnya direncanakan sebagai debut heboh untuk e-CNY, memperkenalkan bentuk digital mata uang negara China kepada jutaan pengunjung global.
Pengunjung asing akan dapat menggunakan e-CNY untuk membeli barang selama perhelatan itu, yang secara resmi dimulai pada Jumat (4/02/2022), tanpa rekening bank domestik.
Namun, rencana itu kemudian berjalan miring dengan pecahnya pandemi Covid-19, di mana ibu kota China sebagian besar menerapkan lockdown.
Di bawah kebijakan "Nol Covid" yang bertujuan menghentikan penularan virus apa pun, Beijing mengadopsi "sistem tertutup" untuk pertandingan dengan atraksi 11.000 peserta tak bisa disaksikan masyarakat umum.
Namun, pintu itu tertutup rapat ketika Beijing memutuskan untuk menghentikan pertandingan dari penonton lokal dan pengunjung luar negeri, kata Singleton.
Sabar, Pariwisata dan Transportasi Udara Masih Sulit Bangkit
Industri penerbangan atau transportasi udara yang padat modal diprediksi masih sulit bangkit saat ini. Hal yang sama bisa dialami industri pariwisata yang sangat mengandalkan kehadiran para wisatawan.
Penyebabnya, kondisi pemulihan keduanya bergantung erat pada kondisi penyebaran Covid-19, terlebih dengan adanya varian Omicron. Oleh karena itu, dukungan pemerintah masih dibutuhkan untuk dua sektor tersebut.
Kalangan ekonom, mengungkapkan sebagian besar sektor yang pemulihannya lambat berkaitan dengan terganggunya mobilitas konsumen akibat pandemi oleh karena itu sebaiknya pemerintah alokasi stimulus khusus untuk sektor jasa transportasi dan pariwisata.
Minimum 30 persen dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) atau Rp136 triliun untuk alokasi stimulus pariwisata berupa bantuan subsidi listrik, bantuan tunai untuk pelaku usaha mikro, dan bantuan subsidi upah untuk para pekerja.
Akan tetapi, alokasi dana PEN yang sudah dinaikkan menjadi Rp740 triliun pada 2021 masih belum bisa memberikan stimulus secara merata ke seluruh dunia usaha. Kenyataannya, padahal, serapan PEN juga hanya 88 persen sehingga menyisakan beberapa program yang realisasinya rendah.
Sementara itu, pada 2022, beberapa program PEN akan mulai berkurang. Itu terjadi disaat dunia sektor usaha dihadapkan pada penularan Covid-19 varian omicron. Sementara itu, di sisi produksi terjadi kenaikan inflasi bahan baku.
Ilustrasi token aset mata uang kripto/Freepik
Musim Semi Bitcoin Tampak pada Februari
Roda kehidupan selalu berputar, terkadang berada di atas terkadang berada di bawah. Itulah pepatah orang tua untuk menggambarkan kehidupan manusia.
Namun, hal itu juga bisa berlaku dalam perdagangan aset kripto. Harga Bitcoin yang anjlok sejak awal tahun diproyeksi bakal segera menanjak naik pada bulan ini.
Terlebih lagi, sejumlah sentimen positif untuk mendukung Bitcoin Cs mulai bermunculan. Tak heran jika harapan investor melihat Bitcoin untuk rebound semakin menjulang tinggi.
Kalangan trade menilai terdapat sejumlah katalis positif yang dapat mendukung Bitcoin. Salah satunya yaitu langkah Microstrategy membeli Bitcoin 660 BTC. Adapun, Microstrategy merupakan salah satu perusahaan besar di sektor teknologi.
Selain itu, Arizona berencana menjadikan Bitcoin sebagai legal tender. Dari Benua Biru, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi dukungan terhadap aktivitas aset kripto.
Seluruh sentimen itu mengalahkan tekanan dari keputusan Pemerintah India menerapkan pajak sebesar 30 persen terhadap pendapatan dari transfer aset kripto.
Asuransi Unit Link: Jangan Gagal Paham! Bertanyalah
Bisa jadi dengan kata-kata yang tertata baik dan percakapan yang akrab, Anda ditawari produk asuransi. Bisa jadi karena faktor sungkan, tidak enak menolak, di luar faktor perlu; Anda akhirnya membeli polis yang ditawarkan teman atau saudara.
Pola pemasaran yang mengandalkan pendekatan personal memang menjadi salah satu praktik dalam pemasaran asuransi di Indonesia. Namun, bukan berarti Anda tidak perlu tahu dengan detil soal produk asuransi, termasuk unit link.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mengingatkan ihwal produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) alias unit link. Menurut OJK, produk ini memiliki risiko sehingga calon pemegang polis harus paham betul bagaimana cara kerjanya.
Berbeda dengan produk asuransi tradisional, unit link menawarkan layanan tambahan untuk memudahkan konsumen yang ingin mendapatkan proteksi, tapi juga ingin berinvestasi. Sementara itu, menurut OJK, unit link bukanlah produk tabungan.
Lantas, apa saja 7 masalah dalam pemasaran produk unit link di Indonesia? Simak ulasannya agar Anda tidak salah mengambil keputusan.
Saat Kentang Goreng McD Jadi Alarm Sakit Kronis Industri Mamin
Belum berselang sebulan sejak McDonald’s Jepang mengambil keputusan drastis untuk menyetop penjualan menu kentang goring ukuran besar, tidak tahunya PT Rekso Nasional Food—pemegang lisensi McD di Indonesia—mengekor strategi yang sama.
Secara mengejutkan, awal pekan ini McDonald’s Indonesia memajang woro-woro di media sosialnya terkait dengan keputusan untuk tidak lagi menjual menu Large French Fries terhitung mulai 2 Februari 2022. Keterbatasan pasok kentang kembali dicatut sebagai alasan.
Kasus selanggam yang menimpa McD Jepang dan Indonesia sejatinya merupakan pelajaran serta refleksi betapa besarnya ketergantungan impor bahan baku di industri makanan dan minuman (mamin).
Pemerintah sebenarnya sudah berupaya mengurai jerat dependensi industri mamin terhadap bahan baku impor. Salah satunya melalui modernisasi industri agrikultura lokal agar dapat menjamin suplai ke pabrikan hilir.
Kementerian Perindustrian, dalam hal ini, menyebut lebih dari 60 persen bahan baku industri mamin terhadap masih didatangkan dari impor.
Dependensi yang besar pada bahan baku impor disebabkan karena operasi petani, peternak, dan nelayan dalam negeri belum dikelola secara modern. Hal itu berimbas pada ketidakpastian jaminan suplai, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun harga.
Beberapa strategi yang dilakukan untuk mengurai permasalahan tersebut yakni dengan menggandeng industri untuk menjadi offtaker atau penjamin komoditas hasil petani. Sektor yang didorong saat ini yakni industri pengolahan susu, kakao, dan pakan ternak.