Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank BCA (BBCA) Perkirakan Inflasi 2022 Mencapai 3,3 Persen

Efek pertumbuhan ekonomi akan mendorong tingkat inflasi pada paruh kedua tahun ini.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memperkirakan akan terdapat tekanan inflasi pada semester II/2022, sehingga pada tahun ini pemerintah fokus menjaga inflasi agar tetap stabil. Bank BCA memperkirakan inflasi 2022 dapat menyentuh 3,3 persen.

Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual menjelaskan bahwa kondisi perekonomian terus membaik sejak kuartal III/2021, setelah melewati tekanan akibat penyebaran Covid-19 varian delta. Tingkat konsumsi masyarakat terus membaik dan aktivitas usaha pun berjalan lebih optimal.

Meskipun begitu, dia menilai bahwa fokus pemerintah pada 2022 harus tertuju kepada menjaga laju inflasi sebagai efek dari pertumbuhan ekonomi. BBCA memproyeksikan bahwa inflasi dapat mencapai 3,3 persen tahun ini, lebih tinggi dari target pemerintah maksimal 3 persen.

"Kuncinya bukan di pertumbuhannya, tapi jaga inflasi agar tetap stabil. Kelihatannya semester I masih agak baik, semester II kemungkinan ada tekanan inflasi," ujar David kepada Bisnis, Jumat (4/2/2022).

Indikasi kenaikan inflasi pada paruh kedua tahun ini terlihat dari tren peningkatan impor barang konsumsi dan barang antara. Lalu, adanya perbaikan mobilitas masyarakat membuat sektor transportasi tumbuh dan kebutuhan bahan bakar meningkat, yang kemudian memengaruhi tingkat konsumsi.

David pun menjabarkan bahwa perusahaan yang tadinya menunda kenaikan harga mulai bisa merealisasikannya secara bertahap karena kondisi ekonomi mulai membaik. Hal tersebut berpotensi menimbulkan dorongan inflasi dari sisi produsen (supply side inflation), sesuatu yang berulang kali menjadi pembahasan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pemerintah dapat menjaga laju inflasi dengan memastikan kelancaran distribusi sejumlah kebutuhan pokok, misalnya barang-barang yang mendorong inflasi pada Januari 2022, yakni daging ayam, telur, beras, cabai, dan bawang. Arus barang perlu menjadi perhatian utama tahun ini, dengan memenuhi pasokan barang yang kurang.

"Selama tidak ada perubahan kebijakan dari sisi restriksi terkait pandemi Covid-19, seperti kemarin PPKM saat delta menyebar, mudah-mudahan tidak mengganggu konsumsi," ujar David.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper