Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Ingin Nasib Restrukturisasi Garuda (GIAA) Tiru Philippine Airlines

Menteri BUMN Erick Thohir berharap nasib restrukturisasi utang Garuda Indonesia (GIAA) bisa meniru Philippine Airlines.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengejar upaya perbaikan secara menyeluruh bagi PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) lewat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan harapan bisa bernasib sama seperti Philippine Airlines.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan langkah PKPU harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk merombak secara menyeluruh maskapai pelat merah tersebut. Langkah PKPU yang saat ini ditempuh sudah tepat dan bakal berjalan dengan lancar.

Optimisme tersebut juga dilandasi dari sejumlah contoh maskapai lain, Philippine Airlines. Maskapai tersebut baru-baru ini telah mengumumkan berhasil merestrukturisasi utangnya yang mencapai US$2 miliar.

"Tentu contoh keberhasilannya sudah ada, kemarin seperti Filipina Air [Philippine Airlines] announce restrukturisasi sampai US$2 miliar. Momentum ini kami dorong supaya terjadi perbaikan cost structure Garuda,” ujarnya, Selasa (24/1/2022).

Seperti diketahui, Philippine Airlines (PAL) mengumumkan lolos dari kebangkrutan pasca pengadilan Amerika Serikat (AS) menyetujui rencana reorganisasi perusahaan.

Persetujuan itu membuat beban pengurangan utang hingga senilai US$2 miliar dan tambahan modal US$505 juta dari pemegang saham. Termasuk pula mendapatkan US$150 juta pembiayaan dari investor baru.

Maskapai nasional Filipina tersebut diketahui telah mengajukan kebangkrutan pada September 2021. Dampak pandemi membuat operasi Philippine Airlines terhenti 75 persen pada 2020. Berdasarkan data yang ada dari sebanyak 60 juta penumpang domestik dan internasional pada 2019, maskapai ini hanya bisa meraup 13 juta penumpang pada 2020.

Per September 2020, PAL menyebut telah membatalkan 80.000 penerbangan dan terpaksa memangkas 2.000 karyawan. Ini menghapuskan US$2 miliar pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper