Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyebut Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ekspor alas kaki ke pasar Asia, selain negara tujuan tradisional seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara anggota Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
"Kita punya peluang, masih ada pasar-pasar Asia dan pasar-pasar dengan ekonomi maju yang belum kita eksplor untuk brand-brand lokal kita," kata Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie kepada Bisnis, Minggu (23/1/2022).
Menurut Firman, brand-brand lokal yang secara bisnis merugi di pasar dalam negeri karena daya beli yang rendah, bisa didorong untuk meraup pangsa pasar ekspor, misalnya ke Singapura dan Australia.
Dua negara tersebut dapat dibidik untuk peluang ekspor alas kaki karena kesesuaian segmen konsumen dan produk yang ditawarkan. Hanya saja yang perlu ditekankan adalah fasilitasi dan dukungan pemerintah.
"Perlu dukungan dari pemerintah, karena ternyata di Singapura perlu sewa space yang lebih mahal daripada jualan di indonesia. Misalnya ada fasilitas bebas pajak, atau pinjaman jangka panjang," jelasnya.
Firman melanjutkan tantangan untuk berekspansi ke pasar non tradisional yakni segmen yang berbeda di masing-masing negara. Misalnya, untuk berekspansi ke Afrika, pelaku tidak mungkin mengirim barang yang sama yang dijual ke Uni Eropa karena tingkat daya beli yang tidak sama. Demikian pula dengan pasar dalam negeri yang tidak sesuai jika dimasuki barang-barang ekspor.
Baca Juga
"Kecuali dengan kita switch pasar, kita mengembangkan segmen yang baru. Misalnya ke Afrika, kita harus siapkan produk-produk yang sesuai daya beli di sana," katanya.
Pengiriman ke pasar-pasar non tradisional telah berjalan selama ini meski secara nilai dan volumenya masih relatif kecil. Adapun, sepanjang Januari-November 2021, kinerja ekspor alas kaki nasional mencatatkan pertumbuhan 27,3 persen menjadi US$5,52 miliar yang didominasi oleh sepatu olah raga sebesar 69,52 persen.