Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menargetkan depo LRT Jabodebek yang berlokasi di Bekasi Timur rampung pada akhir tahun ini.
Meski begitu, Executive Vice President LRT Jabodebek KAI Mochamad Purnomosidi memastikan proses penyelesaian depo secara keseluruhan hingga sistem persinyalannya tidak akan menghambat operasional LRT Jabodebek yang ditargetkan pada Agustus 2022.
“Penyelesaian depo, Oktober 2022 harus selesai. Lalu setelahnya menuju akhir 2022 akan ada uji coba persinyalannya di depo. Satu bulan lagi akan uji coba kombinasi depo dan mainline,” kata Purnomo, Rabu (19/1/2022).
Dia menyebut, operasional LRT Jabodebek yang akan menggunakan teknologi grade of automation level 3 (GoA3) atau bergerak secara otomatis belum bisa dijalankan sepenuhnya karena depo yang belum selesai.
Nantinya, sambung Purnomo, ada jalur operasi yang dijalankan secara manual, karena penggunaan GoA3 secara penuh baru bisa dilakukan bila depo utama tersebut selesai.
“Depo ini pembebasan lahannya terlambat hingga akhir 2020, sehingga saat beroperasi perdana, [konstruksinya] belum selesai. Kalau pengoperasian kereta dengan sistem ini menunggu depo selesai, tidak jalan-jalan,” ujar Purnomo.
Baca Juga
Kendati demikian, dia juga memastikan bahwa operasional kereta secara manual hanya akan dilakukan untuk lintasan atau perjalanan menuju depo utama. Sementara itu, untuk tiga jalur utama lainnya, sepenuhnya akan menggunakan sistem GoA3.
Lebih lanjut, Purnomo menambahkan, rangkaian kereta LRT Jabodebek yang saat ini ada di atas lintasan dapat diturunkan ke depo pada Maret 2022. Hal tersebut merupakan bagian dari perawatan ringan atau light maintenance.
“Jadi kami sepakat untuk mengoperasikan GoA3 di seluruh mainline, tapi khusus menuju depo masih manual terkunci. Sistem manual terkunci ini hanya berlaku untuk pemindahan jalur kereta. Kan kalau masuk Depo itu ada alat pemindah jalur. Pemindahan jalur itulah yang pakai manual terkunci. Namun dipastikan aman, karena interlocking,” tegasnya.