Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia telah memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Kita berkontribusi 40 persen bagi ekonomi digital di Asia Tenggara. Kita memiliki delapan unicorn, ini terbanyak di Asia Tenggara. Ada Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, apalagi? Dan satu decacorn kita, yaitu Gojek,” ujarnya, dikutip melalui laman Youtube Sekretariat Presiden, Senin (17/1/2022).
Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini Pemerintah terus membangun infrastruktur yang akan mendukung transformasi digital.
“Pada 2021 telah dimulai proses konstruksi satelit multifungsi Satria-1. Kemudian pembangunan BTS [Base Transceiver Station] yang mulai dilakukan di 12.500 desa dan kelurahan yang belum memiliki akses 4G,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dia melanjutkan, pemerintah turut melakukan farming dan refarming spektrum frekuensi radio yang telah dilakukan untuk optimalisasi kualitas layanan jaringan 4G dan pengembangan jaringan 5G dan untuk menjalankan program Analog Switch Off.
Namun, Jokowi menyatakan bahwa pembangunan tersebut tidak akan bergerak maksimal, tanpa adanya sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, di mana mereka dinilai menjadi tanggung jawab besar bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) untuk mempersiapkannya.
Baca Juga
Penyebabnya, Jokowi menilai tanpa adanya SDM yang baik, dirinya ragu urusan ekonomi digital akan bisa melompat dan kuenya bisa diambil oleh Tanah Air.
“Oleh sebab itu, saya minta kepada pendidikan tinggi agar memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talentanya. Jangan dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas. Berikan mahasiswa kesempatan untuk belajar kepada siapa saja, di mana saja,” katanya.
Jokowi juga meminta agar mahasiswa turut didorong agar belajar di banyak ranah, mulai dari dunia industri hingga dunia perbankan.
“Saya dengar tadi Pak Mendikbud (Nadiem Makarim) menyampaikan bahwa dari Unpar ada yang masuk ke MRT, saya kira ini sangat bagus sekali. Belajar-belajar di luar kampus itu akan sangat bagus sekali sesuai dengan yang sering disampaikan oleh Mendikbud mengenai Kampus Merdeka dan juga Merdeka Belajar,” katanya
Jokowi menyebutkan, Indonesia harus mampu menciptakan sebuah SDM yang unggul, karena ke depan pasar akan mengadopsi sistem hybrid, baik hybrid knowledge maupun hybrid skill.
“Diharapkan semua mahasiswa ke depan harus paham mengenai matematika, mengenai statistik, mengenai ilmu komputer, paham mengenai bahasa, bukan Inggris saja tapi bahasa coding akan lebih penting nantinya,” katanya.