Bisnis.com, JAKARTA — Kargo yang membawa gas alam atau LNG mengalihkan destinasi dari China menuju Eropa untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga premium yang langka, meski harus merogoh ongkos perjalanan lebih mahal.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (6/1/2022), sebanyak 13 kapal pengangkut LNG yang utamanya berasal dari AS dan Afrika Barat mengubah rutenya menuju Eropa, alih-alih ke Asia, menurut data pengapalan dari Kpler dan Bloomberg.
"LNG yang awalnya dimaksudkan untuk dikirim ke Tianjin di utara China pada Januari dialihkan ke pelabuhan lain di Asia serta Eropa karena permintaan melambat lebih dari yang diperkirakan," kata Mathew Ang, analis Kpler.
Jumlah itu naik dari delapan kapal dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Dalam satu kasus, pedagang mengirim kapal kembali melalui Terusan Panama dengan membayar biaya kanal hampir US$400.000 untuk kedua kalinya, menurut perkiraan Bloomberg.
Para penjual mengirim tangki ke belahan dunia lain dengan jalan memutar meski harus menghabiskan biaya yang mahal karena krisis energi di Eropa telah membuat gas di benua itu lebih mahal dibandingkan dengan Asia.
Namun, seiring dengan banyaknya kargo yang membanjiri Eropa untuk membantu meringankan krisis, jendela arbitrase ditutup dengan cepat dan mungkin tidak bertahan untuk pengiriman yang tiba di bulan Februari.
Adapun harga acuan LNG Jepang - Korea diperdagangkan US$29,356 per juta unit termal Inggris pada Selasa, menurut S&P Global Platts, hampir setara dengan kontrak berjangka TTF Belanda.
Namun, permintaan di Asia bisa jadi akan melambat seiring dengan menurunnya permintaan di China. Kargo-kargo ini meninggalkan China menyusul turunnya aktivitas produksi pabrik di China mendekati tahun baru Imlek.