Bisnis.com, JAKARTA — Capaian produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi tahun ini tercatat kembali turun dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu. Realisasi 2021 juga lebih rendah dibandingkan dengan target yang ditetapkan.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan per 30 Desember 2021, realisasi lifting minyak bumi berada pada kisaran 658.393 barel minyak per hari, sedangkan lifting gas bumi tercatat 6.661 juta standar kaki kubik per hari (MMScfd).
Adapun, realisasi lifting minyak bumi itu lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN 2021 sebesar 705.000 BOPD. Namun, realisasi lifting gas bumi tercatat telah melampaui target APBN 2021 sebesar 5.639 MMscfd.
"Faktor yang mempengaruhi development drilling di bawah target, unplanned shutdown, pipa bocor, dan sebagainya," ujar Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus kepada Bisnis, Kamis (30/12/2021).
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memproyeksikan capaian lifting migas pada tahun ini bakal berada di bawah target yang ditetapkan baik dalam APBN atau pun WPNB 2021.
“Outlook akhir tahun kami proyeksikan sebesar 660.000 BOPD atau 93,6 persen untuk minyak dan 5.505 MMSCFD atau sebesar 97,5 persen untuk gas,” kata Dwi.
Dengan demikian, capaian lifting tahun ini kembali menambah rentetan catatan penurun produksi yang dihasilkan oleh lapangan-lapangan migas Indonesia.
Pasalnya, proyeksi lifting pada kisaran 660.000 BOPD itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi lifting pada tahun lalu 706.000 BOPD dengan realisasi lifting gas bumi gas sebesar 5.461 MMScfd.
Padahal, realisasi pada tahun lalu telah mencatatkan penurunan dari tahun sebelumnya. Pada 2019, realisasi lifting minyak Indonesia tercatat masih berada pada 746.000 BOPD dan realiasi lifting gas bumi 5.934 MMscfd.