Bisnis.com, JAKARTA – Nilai transaksi belanja daring selama festival Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 tahun ini mengalami kenaikan pesat dibandingkan dengan tahun lalu.
Survei yang dilakukan NielsenIQ menunjukkan nilai transaksi menembus Rp18,1 triliun atau naik 56 persen dari realisasi Harbolnas 2020 sebesar Rp11,6 triliun.
“Dari estimasi kami, penjualan pada 2021 mencapai Rp18,1 triliun, naik sekitar Rp6,5 triliun daripada 2020,” kata Director NielsenIQ Rusdy Sumantri dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (29/12/2021).
Dia menyebutkan penjualan produk lokal memberi kontribusi sampai 47 persen dari total nilai transaksi dengan nilai Rp8,5 triliun. Nilai transaksi produk lokal memperlihatkan meningkat Rp2,9 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.
“Persentase kenaikan nasional 56 persen, sementara untuk produk lokal naik 52 persen,” lanjutntya.
Rusdy mengemukakan pertumbuhan transaksi di Pulau Jawa menjadi motor utama dengan kenaikan mencapai 73 persen dibandingkan dengan 2020. Di sisi lain, total penjualan di luar Pulau Jawa tumbuh 38 persen selama festival Harbolnas.
Adapun penjualan produk lokal di Pulau Jawa memperlihatkan kenaikan sebesar 55 persen, sementara transaksi produk lokal di luar Pulau Jawa naik 42 persen.
NielsenIQ mencatat volume transaksi selama Harbolnas meningkat 7,4 kali dibandingkan dengan penjualan rata-rata pada hari biasa. Produk fesyen, kosmetik, dan perawatan pribadi menjadi produk yang paling banyak diperjualbelikan.
Rusdy mengemukakan kenaikan signifikan transaksi Harbolnas dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pembatasan mobilitas selama pandemi 2 tahun terakhir telah mendorong peningkatan jumlah pengguna internet untuk mendukung aktivitas, termasuk dalam berbelanja.
“Jumlah online shopper naik sampai 88 persen dari 2020 ke 2021, ini membuat perilaku konsumen juga berubah. Artinya e-commerce akan jadi kanal baru berbelanja ke depan selain toko fisik,” katanya.