Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang Swancity optimistis sektor properti residensial atau rumah tapak akan perlahan menanjak pada tahun 2022 seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi.
Sales Associate Director Swancity Henry Wesly mengatakan Swancity percaya bahwa penjualannya akan tetap tumbuh di tahun 2022 dan secara optimis bisa mencapai penjualan tahunan 25 persen lebih besar dari 2021.
Memasuki 2022, Swancity bercita-cita mengembangkan produk-produknya dengan menghadirkan desain yang inovatif yang didukung dengan berbagai keunggulan,serta mengadakan program dan promo yang lebih menarik bagi konsumen.
"Tahun depan, kami memprediksi pasar perumahan tapak akan mendapatkan permintaan yang stabil pada periode kuartal 1. Kami akan memperkuat kerja sama dengan mitra perbankan kami demi memberikan program-program yang menarik untuk membantu dan memudahkan konsumen memiliki properti,” ujarnya, Selasa (28/12/2021).
Untuk meningkatkan sinyal penjualan di Swancity, perusahaan akan menyediakan fasilitas baru di dalam wilayahnya, seperti Pasar Grosir Samanea dan Rumah Sakit Lira Medika, serta meningkatkan infrastruktur, seperti jalanan dan sistem drainase.
“Kami berharap pemerintah dapat meneruskan program insentif pajak perumahan program insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sampai tahun depan, karena program ini terbukti mendorong penjualan rumah meningkat signifikan," katanya.
Henry menuturkan pada kuartal II/2021 dan kuartal III/2021, penjualan Swancity meningkat sebesar 70 persen, lebih baik dibandingkan dengan periode kuartal I/2021
Menurutnya, kenaikan penjualan dipicu oleh adanya program insentif PPN DTP untuk sektor perumahan dan program ‘Aku Mampu’ dari Swancity yang memberikan kemudahan finansial bagi konsumen dalam memiliki properti secara langsung. Swancity optimis untuk terus dapat menyediakan standar hidup baru yang terjangkau dan mudah diakses.
"Dari ketiga proyek perumahan Swancity, Klaster Viridia di Lavon 2 mencatatpenjualan tertinggi di tahun 2021, diikuti oleh Klaster Regalia dan Enchantadi Lavon 1, dan Daisan yang diminati karena unitnya sudah dapat dipesan secara inden," ucapnya.
Dia menilai sepanjang tahun ini meskipun mendapatkan tantangan dalam performa bisnis dan adanya penurunan kemampuan daya beli, namun Swancity dapat terus bertahan.
"Merujuk banyak orang yang terinspirasi untuk berinvestasi lebih ke rumah dan siap menyediakan anggaran sedikit lebih besar agar dapat memiliki ruang untuk bekerja dari rumah, maka kami sebagai penyedia hunian harus dapat lebih gesit dalam menawarkan rumah impian yang mereka inginkan," tuturnya.
Pengembang harus mampu menangkap kebutuhan dan keinginan konsumen, mulai dari konsep rumah, kebutuhan fasilitas publik, juga sistem pembelian yang menjadi tren dan pilihan mereka saat ini.
Rumah dengan ruang yang cukup, fleksibel untuk tempat tinggal, mendukung untuk pekerjaan, memiliki ruangan luar (outdoor space) dan lingkungan hijau untuk bersantai maupun berkumpul bersama keluarga dan tetangga, menjadi nilai jual yang paling diincar.
Menurutnya, seiring dengan menurunnya daya beli konsumen selama pandemi, program gabungan dari para pemasar, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain seperti bank, memainkan peranan yang penting.
"Hal ini dapat terlihat dari pencapaian penjualan Swancity pada tahun 2021 yang sebagian besar didorong oleh insentif pajak pemerintah dan program ‘Aku Mampu’ Swancity yang terbukti berhasil mendukung masyarakat untuk memiliki rumah," ujarnya.
Khusus pada periode kuartal II/2021, Swancity mengalami peningkatan permintaan yang signifikan sebesar 70 persen dibandingkan periode kuartal sebelumnya karena implementasi kebijakan insentif pemerintah yang didukung lagi denganadanya tunjangan hari raya (THR)," ujarnya.
Henry menuturkan metode pembayaran yang diminati pembeli adalah melalui skema kredit bank dengan uang muka sekali (one-time down payment) sebesar 20 persen untuk unit yang siap terjual atau ready stock dan uang muka sebesar 10-15 persen yang dapat dicicil hingga 24 kali untuk unit inden.