Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Daur Ulang Indonesia (Adupi) mencatat serapan bahan daur ulang ke industri minuman saat ini masih rendah. Pasalnya, produsen bahan daur ulang yang memenuhi standar pangan juga masih terbatas.
“Saat ini bahan baku recycle content untuk food contact atau air minum dalam kemasan itu belum banyak produsennya. Kalau mengharuskan, ini belum waktunya ya,” kata Ketua Umum Adupi Christine Halim kepada Bisnis, Rabu (22/12/2021).
Menurut catatan Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim), baru ada tiga perusahaan industri yang memiliki fasilitas daur ulang kemasan berbahan polietilen tereftalat (PET) yang berstandar pangan atau food grade.
Salah satunya yakni Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia yang tengah membangun fasilitas daur ulang PET di Cikarang, Jawa Barat, dengan investasi senilai Rp5,14 triliun.
Christine mengatakan, saat ini pihaknya masih fokus menaikkan tingkat pengumpulan bahan daur ulang.
Melalui kerja sama dengan PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan pemilik merek Le Minerale, Adupi telah mengumpulkan 2.005 ton bahan baku plastik daur ulang dalam rentang Maret–Agustus 2021 di Jabodetabek dan Banten. Dari jumlah tersebut, sebagian besarnya sebanyak 1.897,5 ton merupakan PET.
Baca Juga
“Semoga dengan upaya bersama dari multistakeholder, bisa pelan-pelan meningkatkan collection rate,” katanya.
Dihubungi terpisah, Lucia Karina, Direktur Public Affair Communications dan Sustainability CCEP Indonesia mengatakan, pihaknya siap memenuhi ketentuan penggunaan wajib 1 persen bahan daur ulang.
Pada pertengahan tahun depan, ditargetkan kemasan Coca-Cola Indonesia sudah menggunakan PET daur ulang. Fasilitas daur ulang yang ada di Indonesia saat ini belum dapat menghasilkan output resin plastik yang memenuhi standar food grade.
Bahan baku daur ulang di Indonesia umumnya dimanfaatkan kembali untuk produksi sepatu, baju, dan produk lain.
“Yang sedang dibangun memang untuk bottle to bottle, memenuhi standar food grade. Insyaallah [siap memenuhi kewajiban penggunaan bahan daur ulang],” kata Karina.
Ketua Umum Asrim Triyono Pridjosoesilo mengatakan, perusahaan industri di bidang fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia umumnya mengarah ke tujuan ekonomi sirkular dengan membangun fasilitas daur ulang.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan bahan baku, khususnya untuk food grade yang masih rendah. Perlu dorongan dari pemerintah agar industri daur ulang mau berinvestasi pada produksi bahan daur ulang food grade.
“Industri besar FMCG seperti Danone, Coca-Cola, Unilever, Nestle, Indofood, semua sudah memikirkan dan mengarah ke penggunaan materi daur ulang,” ujar Triyono.