Bisnis.com, JAKARTA – Gojek menemukan fakta bahwa destinasi masyarakat yang bepergian kian variatif seiring dengan dilonggarkannya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Head of Global Marketing Transport Gojek Amanda Parikesit mengatakan bahwa saat ini masyarakat tidak hanya bepergian ke lokasi aktivitas sehari-hari, seperti sekolah, kampus, maupun perkantoran, tapi juga ke tempat-tempat yang bersifat rekreasional.
“Seiring dengan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang relatif membaik, Gojek turut melihat tren baru pada pola mobilitas masyarakat,” katanya, Selasa (21/12/2021).
Amanda menyebut, pada masa PPKM Darurat/PPKM Level 4, layanan transportasi Gojek mayoritas dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pergi ke pasar dan toko swalayan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, serta dimanfaatkan pekerja sektor esensial, terutama tenaga medis.
Namun, lanjutnya, kini tren tersebut sudah mulai bergeser. Data internal Gojek menunjukkan bahwa destinasi perjalanan saat ini sudah kian variatif, tak hanya ke lokasi aktivitas sehari-hari, seperti sekolah, kampus, maupun perkantoran, tapi juga ke tempat-tempat yang bersifat rekreasional.
“Berdasarkan data internal yang tercatat pada layanan transportasi Gojek, aktivitas dan destinasi favorit pilihan Gojekers terbagi menjadi empat,” ucapnya.
Adapun keempat destinasi yang dimaksud, antara lain mobilitas untuk sekadar jalan-jalan dan memenuhi berbagai kebutuhan di pusat perbelanjaan.
Menurut Amanda, sejak PPKM Level 1 diberlakukan, perjalanan menuju pusat perbelanjaan meningkat 22 persen pada November 2021 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Memasuki akhir pekan yang cenderung lebih ramai, imbuhnya, layanan Gojek kian jadi andalan untuk menuju pusat perbelanjaan. Terbukti perjalanan Gojek ke pusat perbelanjaan di akhir pekan meningkat hingga 18 persen.
Selanjutnya, destinasi kedua, ujar Amanda, adalah kongkow bersama kolega di tempat hits yang ada di pusat kota. Perjalanan menggunakan GoCar ke tempat-tempat tersebut meningkat sebesar 10 persen dibandingkan dengan periode sebelum PPKM Level 1.
“Kemudian di masa pandemic Covid-19, kesadaran akan gaya hidup sehat semakin meningkat. Tak heran, area publik yang bersifat outdoor jadi pilihan, sehingga destinasi selanjutnya adalah eksplorasi kegiatan di tempat terbuka. Pengantaran ke area-area ini meningkat sampai 17 persen dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya,” tambahnya.
Amanda melanjutkan, untuk destinasi selanjutnya adalah silaturahmi ke rumah sanak keluarga. Mengunjungi orang tua, keluarga, dan teman dekat menjadi salah satu kegiatan favorit yang tidak pernah dilewatkan menjelang akhir tahun.
Melihat tren tersebut, peneliti psikologi sosial dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Joevarian Hudiyana menilai, 2 tahun pandemi Covid-19 telah membentuk sikap baru mengenai penerapan protokol kesehatan maupun penerimaan terhadap program vaksinasi di tengah masyarakat.
Selain itu, keberadaan aplikasi PeduliLindungi juga telah berkontribusi membangun persepsi aman bagi masyarakat, sehingga mereka merasa lebih tenang karena mengetahui orang-orang disekitarnya juga sudah terlindungi dengan vaksinasi.
“Ditambah lagi ada norma subjektif yang terbentuk di tengah masyarakat, bahwa situasi pandemi Covid-19 telah membaik dan orang-orang di sekitar sudah merasa aman pula, sehingga hal ini turut memengaruhi satu individu dengan individu lainnya untuk punya optimisme yang sama,” tuturnya.