Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang lira Turki melanjutkan penguatan menjadi lebih dari 15 persen terhadap dolar AS hari ini, Selasa (21/12/2021) setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan langkah-langkah untuk menopang nilai mata uang pada Senin malam.
Dilansir Bloomberg, lira terpantau menguat 15,1 persen menjadi 11.3165 per dolar AS pukul 09:15 waktu setempat (13.15 WIB), setelah sempat menguat hingga 16,4 persen.
Mata uang lira melonjak dari level terendah 18,3633 lira per dolar pada Senin pagi, melakukan reli harian terbesarnya sejak 1983, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pemerintah Erdogan mengumumkan langkah-langkah penyelamatan termasuk pengenalan program baru yang akan melindungi tabungan dari fluktuasi mata uang lokal.
Setelah memimpin rapat kabinet di Ankara, Erdogan mengatakan pemerintah akan mengganti kerugian yang ditimbulkan oleh pemegang simpanan berdenominasi lira jika penurunan terhadap mata uang utama melebihi suku bunga yang dijamin oleh bank.
“Mulai sekarang, warga tidak perlu menukar simpanan mereka dari lira Turki ke mata uang asing karena kekhawatiran mereka bahwa fluktuasi nilai tukar dapat menghapus keuntungan dari pembayaran bunga,” kata Erdogan sebagaimana dilansir Bloomberg, Senin (20/12/2021)
Sebelum rebound, lira telah melemah hingga 50 persen terhadap dolar AS sejak September. Penurunan makin tajam setelah Erdogan bulan lalu meluncurkan model ekonomi yang bergantung pada suku bunga yang lebih rendah dan mata uang yang lebih murah.
Bank sentral Turki memangkas suku bunga 7-day repo rate hingga 5 poin persentase sejak September, sejalan dengan tuntutan Erdogan.
Otoritas moneter tersebut juga telah melakukan intervensi di pasar valuta asing empat kali bulan ini untuk menghentikan depresiasi mata uang.