Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk, orang terkaya di dunia dan CEO Tesla Inc., mengatakan di Twitter bahwa dia akan membayar pajak lebih dari US$11 miliar atau Rp158,4 triliun tahun ini.
Nilai pajak ini akan menjadi rekor pembayaran pajak terbesar ke Internal Revenue Service AS. Miliarder itu mungkin menghadapi tagihan pajak lebih dari US$10 miliar untuk tahun 2021 jika dia menggunakan semua opsinya yang akan berakhir tahun depan, menurut perhitungan minggu lalu oleh Bloomberg News.
Pungutan yang luar biasa tinggi terjadi setelah Musk menggunakan hampir 15 juta opsi dan menjual jutaan saham untuk menutupi pajak yang terkait dengan transaksi tersebut. Itu mengikuti jajak pendapat Twitter bulan lalu ketika dia bertanya kepada pengikutnya apakah dia harus menjual 10 persen sahamnya di Tesla yang sahamnya telah meroket lebih dari 2.300 persen selama lima tahun terakhir.
Sebuah laporan oleh ProPublica pada bulan Juni mengatakan Musk membayar sedikit pajak penghasilan dibandingkan dengan kekayaannya yang sangat besar.
Tapi, dia menolak pernyataan itu dan mengatakan dia tidak menarik gaji dari SpaceX atau Tesla. Dia menegaskan dia membayar tarif pajak efektif 53 persen untuk opsi saham yang dia gunakan. Dia menambahkan bahwa dia mengharapkan tarif pajak meningkat tahun depan.
Baca Juga
Musk awal bulan ini mengatakan dia akan membayar lebih banyak pajak daripada orang Amerika mana pun dalam sejarah tahun ini. Hal itu sebagai tanggapan atas tweet lain dari Senator Massachusetts Elizabeth Warren, yang menggunakan penghargaan Time Magazine "Person of the Year" untuk Elon Musk sebagai sindiran baginya untuk membayar pajak.