Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia berpeluang meningkatkan konsumsi domestik dalam negeri hingga Rp1,7 triliun.
Penyelenggaraan Presidensi G20 ini pun berpotensi menambah PDB yang diperkirakan mencapai Rp7,47 trilliun, serta pelibatan tenaga kerja sekitar 33.000 pekerja di berbagai sektor industri.
Setelah menjadi Presidensi G20, Airlangga mengatakan Indonesia juga akan menjadi Chairmanship Asean pada 2023.
“Secara ekonomi, hal ini akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam siaran pers, Minggu (19/12/2021).
Selain memberikan keuntungan bagi pemulihan ekonomi nasional, Airlangga menyampaikan bahwa dalam Presidensi G20 ini Indonesia berperan penting menjembatani keberagaman yang ada dalam Forum G20.
“Indonesia dan masyarakat dunia sedang menunggu Presidensi G20 Indonesia untuk mengambil kebijakan yang berwawasan ke depan, bersifat inklusif dan langkah-langkah yang konkret di luar narasi-narasi politik,” katanya.
Baca Juga
Indonesia diharapkan mampu melahirkan terobosan baru, termasuk di sektor transisi energi bagi semua negara dengan mempromosikan adopsi teknologi yang terjangkau, mekanisme pembiayaan bersama, dan prioritas transisi energi yang berkelanjutan.
“Dalam upaya ini, kita akan melibatkan peran serta ilmuwan dan akademisi yang tergabung dalam Think 20 dan Science 20 yang ini diharapkan bisa memberikan kontribusi ketiga bidang tersebut juga transisi energi,” tuturnya.
Airlangga menambahkan, bahwa pemerintah terus mengharapkan masukan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk para pakar dan akademisi untuk memaksimalkan manfaat Presidensi G20 Indonesia sehingga dapat membantu pemulihan bersama.