Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu proyek strategis nasional di hulu minyak dan gas bumi yang dijalankan PT Pertamina (Persero) di Blok Cepu yakni proyek Jambaran Tiung Biru dipastikan molor dari target semula pada akhir tahun ini menjadi tahun depan.
Deputi Operasi Julius Wiratno mengatakan proyek tersebut masih terdapat sejumlah pekerjaan konstruksi pipa yang masih harus diselesaikan. Dia memastikan proyek itu tidak dapat diselesaikan pada tahun ini karena terdapat hambatan konstruksi karena faktor cuaca, serta menunggu beberapa barang yang belum datang di lapangan.
"Onstream pada kuartal I/2022," ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
General Manager Gas Project Jambarran Tiung Biru Charles Harianto L. Tobing mengatakan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) saat ini telah memasuki fase akhir dengan realisasi dari proyek ini telah mencapai 95,29 persen yang merupakan kumulatif dari kegiatan engineering, procurement, construction dan commissioning dengan beberapa kegiatan seperti engineering telah mencapai 100 persen.
Dia menjelaskan sehubungan dengan kondisi pandemi, proyek JTB juga menghadapi tantangan yang berdampak pada penyesuaian jadwal pengerjaan proyek. Pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia dalam beberapa gelombang pada 2020 hingga 2021 antara lain telah menimbulkan dampak terhadap industri pada umumnya, termasuk pengerjaan proyek ini.
"Terjadinya lockdown dan pengetatan protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19 di negara-negara vendor beberapa equipment dan material utama serta kondisi cuaca berdampak antara lain pada tata waktu delivery material dan berdampak juga pada progres konstruksi," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Baca Juga
Charles menambahkan, Pertamina EP Cepu terus melakukan upaya-upaya terbaik seperti optimalisasi koordinasi yang dengan para investor terkait aspek keuangan, melakukan pemrioritasan pekerjaan dengan system wise dan critical activity, serta penambahan manpower untuk akselerasi penyelesaian proyek ini.
Di samping itu, koordinasi intensif dengan mitra kerja yang terlibat dalam proyek JTB menjadi kunci utama agar bisa menghasilkan percepatan dalam penyelesaian proyek.
"Walau pengerjaan proyek ini dilakukan di tengah kondisi pandemi, Pertamina EP Cepu terus melakukan upaya-upaya terbaik dalam menyelesaikan proyek ini dengan dukungan SKK Migas dan instansi-instansi terkait," ungkapnya.
Adapun, proyek JTB merupakan salah satu dari 4 proyek strategis nasional di sektor hulu migas yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).
Proyek bernilai investasi US$1,53 miliar dikelola oleh Pertamina EP Cepu dengan hak partisipasi sebesar 92 persen dan sisanya sebesar 8 persen dipegang oleh PT Pertamina EP (PEP). Proyek tersebut diproyeksikan bakal menambah produksi gas nasional sebesar 190 juta standar kaki kubik per hari.