Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank di Eropa Mulai Gigit Jari, Respons Kemunculan Omicron

Varian omicron telah membuat para pemberi pinjaman atau lender lebih berhati-hati.
Matahari terbenam di balik sistem derek pelabuhan dan turbin angin di Hamburg, Jerman. Eropa kini menghadapi krisis energi yang membuat harga gas meroket/neweurope.eu
Matahari terbenam di balik sistem derek pelabuhan dan turbin angin di Hamburg, Jerman. Eropa kini menghadapi krisis energi yang membuat harga gas meroket/neweurope.eu

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan Eropa mulai merasa khawatir dengan kemunculan strain baru omicron yang dapat memengaruhi pertumbuhan pinjaman pada tahun depan. Hal ini meruntuhkan kepercayaan diri perbankan untuk menawarkan dana murah.

Varian omicron telah membuat para pemberi pinjaman atau lender lebih berhati-hati. Adanya larangan pada perjalanan dan perkumpulan besar dapat mengganggu perekonomian dan keuangan korporasi.

Bankir Commerzbank AG dan UniCredit SpA mengatakan margin pinjaman yang menjadi ukuran dari suku bunga mungkin akan stabil pada level saat ini sampai gambarannya lebih jelas.

"Varian baru omicron telah memperlihatkan bahwa tidak ada yang mengetahui seberapa lama pandemi ini akan berpengaruh terhadap hidup kita," kata Kepala Keuangan Sindikasi Commerzbank, Reinhard Haas seperti dikutip Bloomberg pada Kamis (9/12/2021).

Industri seperti pelayanan jasa dan pariwisata akan menjadi yang paling terdampak dari disrupsi pandemi. Haas juga mengungkapkan bahwa pendanaan merger dan akuisisi (M&A) sebagai salah satu pendorong terbesar bisnis pinjaman, juga dapat terpengaruh jika ada perlambatan ekonomi selama musim dingin.

"Itu akan membuat penilaian yang adil dari target potensial lebih sulit dan pengakuisisi potensial akan lebih cenderung menahan investasi,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Sindikasi Global UniCredit, Carlo Fontana mengatakan M&A masih akan menjadi pendorong utama dari permintaan pinjaman pada tahun depan lantaran masih ada masih banyak uang yang beredar di pasar.

"Likuiditas berlimpah sebagian karena perusahaan mengumpulkan uang tunai dalam jumlah besar tahun lalu. Uangnya ada," katanya.

Bloomberg mencatat, perusahaan besar di Eropa telah mengumpulkan pinjaman 421 miliar euro (US$474 miliar) tahun ini. Margin rata-rata adalah 117 basis poin, dibandingkan dengan 165 poin pada tahun 2020.

Sementara itu, penjualan pinjaman akuisisi naik 17 persen tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 88 miliar euro atau US$99,59 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper