Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut beban keuangan yang dialami oleh PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dipengaruhi oleh penurunan jumlah penumpang di Bandara Ngurah Rai Bali.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan AP I sedang menahan beban utang senilai Rp28 triliun. Adapun, jumlah utang tersebut lebih besar dibandingkan BUMN operator bandara lain, yakni PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II.
"[Beban utang] AP I sangat terpengaruh drop-nya penumpang internasional di Bali,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (10/12/2021).
Dia menuturkan kondisi finansial AP II relatif tak seberat yang dialami oleh AP I. Nilai atau beban utang yang ditanggung oleh AP II tidak sebesar nominal yang mesti ditanggung oleh AP I.
“AP II relatif tidak seberat AP I, karena beban utang tidak sebesar AP I dan trafik di bandara Soekarno-Hatta yang didorong aktivitas domestik lebih cepat pulih," ujarnya.
Sebagai informasi, pandemi Covid-19 yang mulai terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 berdampak terhadap penurunan drastis pergerakan penumpang di 15 bandara AP I.
Baca Juga
Sebagai gambaran, pada 2019, pergerakan penumpang di bandara Angkasa Pura I mencapai 81,5 juta penumpang. Namun ketika pandemi Covid-19 melanda pada awal 2020, pergerakan penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang dan pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat menjelaskan kondisi pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini pergerakan pesawat maupun penumpang per harinya terus meningkat.
"Terdapat 700 pergerakan pesawat take off dan landing per hari dan sudah sekitar 4.000 orang penumpang kedatangan dari luar negeri hingga saat ini," kata Budi dalam siaran pers, Sabtu (11/12/2021).