Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Sampai 6 Bulan Go Public, Didi Berencana Delisting Saham dari Bursa AS

Hengkangnya Didi tersebut terjadi kurang dari enam bulan setelah raksasa teknologi yang terdaftar di bursa AS. Didi sendiri mengatakan telah mencapai keputusan itu setelah mempertimbangkan dengan cermat.
Logo Didi Globals Inc. di kantor pusatnya di HangZhou, China/ Bloomberg.
Logo Didi Globals Inc. di kantor pusatnya di HangZhou, China/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa ride-hailing China Didi mengatakan pada hari Jumat (3/12/2021) bahwa mereka akan mulai delisting dari New York Stock Exchange, dan membuat rencana untuk mencatatkan saham di Hong Kong sebagai gantinya.

Hengkangnya Didi tersebut terjadi kurang dari enam bulan setelah raksasa teknologi yang terdaftar di bursa AS. Didi sendiri mengatakan telah mencapai keputusan itu setelah mempertimbangkan dengan cermat.

Saham Didi telah jatuh 44 persen sejak IPO pada 30 Juni, dan ditutup pada US$7,80 pada hari Kamis (2/12/2021).

Saham turun tajam pekan lalu setelah laporan bahwa regulator China telah meminta eksekutif perusahaan untuk merumuskan rencana delisting dari AS. Regulator China, seperti dilaporkan CNBC International, ingin raksasa ride-hailing China Didi untuk delisting dari New York Stock Exchange karena kekhawatiran tentang kebocoran data sensitif.

Delisting itu membahayakan saham SoftBank dan Uber, yang secara gabungan memiliki lebih dari 30 persen saham Didi, menurut FactSet. Saham SoftBank di Jepang turun 2,5 persen pada hari Jumat (3/12/2021).

Didi dilaporkan menarik kemarahan regulator ketika maju IPO tanpa menyelesaikan masalah keamanan siber yang luar biasa yang ingin diselesaikan oleh pihak berwenang. Didi adalah aplikasi ride-hailing terbesar di China dan menyimpan banyak data tentang rute perjalanan dan pengguna.

“Saya pikir China telah memperjelas bahwa mereka tidak lagi menginginkan perusahaan teknologi terdaftar di pasar AS, karena itu membawa mereka di bawah yurisdiksi regulator AS,” Aaron Costello, Kepala Regional Asia di Cambridge Associates, Jumat (3/12/2021).

“Jadi pandangan kami adalah bahwa hampir semua perusahaan teknologi yang terdaftar di AS ini akan mendaftarkan kembali sahamnya di Hong Kong atau daratan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper