Bisnis.com, JAKARTA – Konvensi industri hulu minyak dan gas bumi (migas) terbesar di Indonesia, The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021, ditutup dengan kesepahaman bersama bahwa industri hulu migas akan terus menjadi pilar utama energi di tengah kesadaran global akan pentingnya transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT).
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani mengingatkan bahwa optimalisasi peran tersebut mendesak dilakukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Sekarang adalah waktunya. Kita hanya punya jeda waktu yang sangat sempit memanfaatkan industri hulu migas untuk mendukung transisi energi secara berkelanjutan atau in sustainable way,” ujarnya saat menutup konvensi IOG 2021, di Bali, Rabu (1/12/2021).
Menurutnya, industri hulu migas Indonesia menyimpan potensi besar yang belum dieksplorasi. Dengan demikian, Fatar menegaskan bahwa industri hulu migas siap bekerja sama dengan investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Pemerintah pun berkomitmen untuk menawarkan pengembalian investasi yang kompetitif, meningkatkan kemudahan berusaha, dan menunjukkan kolaborasi yang kuat antarpemangku kepentingan dan pihak terkait,” katanya.
Menurutnya, industri hulu migas telah memainkan peran penting, tidak hanya sebagai penyuplai energi tetapi juga menjadi salah satu pilar ekonomi negara Indonesia, termasuk berdampak positif bagi industri penunjang.
Baca Juga
“Peran strategis ini akan terus berlanjut seiring dengan perjalanan Republik Indonesia yang memasuki usia 100 tahun pada 2045 nanti,” ujar Fatar.
Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyampaikan lima strategi untuk mencapai target produksi 1 juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas di tahun 2030.
Lima strategi tersebut adalah optimalisasi produksi dari lapangan yang sudah ada; mempercepat transformasi cadangan menjadi produksi; mempercepat penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR); menggalakkan eksplorasi secara masif; dan mempercepat reformasi regulasi melalui kebijakan perizinan satu pintu dan pemberian insentif untuk industri hulu migas.
Fatar menilai, dengan adanya komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060, peran industri hulu migas, terutama gas bumi, menjadi semakin krusial seiring dengan komitmen pemerintah untuk pelan-pelan mengurangi pemakaian energi batu bara.
Gas bumi sebagai alternatif energi yang lebih besar, kata dia, akan memainkan peran penting dalam masa transisi menuju energi baru terbarukan.
Adapun, Konvensi IOG 2021 ditutup dengan beberapa kegiatan penting, yaitu penandatanganan 41 kesepakatan komersial; SKK Migas Award; dan peluncuran Buku Data Kemampuan Nasional.
Konvensi yang telah diselenggarakan sejak 29 November 2021 secara hybrid itu dihadiri oleh sekitar 145.000 orang.