Bisnis.com, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan tren purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia akan tetap berada di level ekspansif jika tak ada gelombang baru Covid-19.
Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, PMI manufaktur yang 3 bulan berturut-turut berada di atas 50 menunjukkan kepercayaan investor terhadap penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri.
“Trennya ke depan sampai awal tahun menunjukkan peningkatan. Kalau pada Desember 2021 ini kita tidak mengalami gelombang baru,” kata Heri saat dihubungi, Rabu (1/12/2021).
Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru, lanjutnya, akan sedikit mempengaruhi kinerja industri meski tak signifikan.
Sementara itu, mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian omicron, Heri mengatakan bahwa pemerintah perlu segera kembali memperketat pintu masuk, khususnya dari negara-negara yang mengalami lonjakan kasus.
Selain itu, mobilitas di dalam negeri juga perlu diawasi secara hati-hati agar lonjakan kasus pada pertengahan 2021 tak kembali terulang.
Baca Juga
Adapun di kawasan industri, lanjut Heri, selain menggenjot vaksinasi di antara pekerja, pemerintah juga perlu menggalakkan pengetesan secara berkala.
“Ada baiknya kalau ada fasilitasi dari pemerintah terhadap industri atau kawasan industri yang banyak beroperasi, untuk mempermudah melakukan protokol kesehatan yang lebih baik,” lanjutnya.
Sementara itu, menurut Survei IHS Markit, angka PMI manufaktur 53,9 pada November 2021 menunjukkan Indonesia telah pulih dari pukulan varian delta Covid-19.
Responden survei secara umum berharap bahwa pemulihan ekonomi dari gelombang Covid-19 varian Delta akan terus berlanjut, tetapi beberapa di antaranya khawatir dengan efek sisi virus.