Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dinilai perlu segera menggandeng negara produsen CPO lain untuk mempersiapkan kampanye positif terhadap minyak kelapa sawit jelang sidang kedua sengketa komoditas perkebunan tersebut dengan Uni Eropa.
Berita itu menjadi salah satu dari lima berita pilihan Bisnisindonesia.id sepanjang Selasa (23/11/2021) selain perlunya pemanis untuk proyek-proyek hulu migas yang tidak ekonomis.
Ada pula informasi mengenai PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membidik target pertumbuhan penjualan hingga 26 persen pada 2022 dan pemerintah menutup penerbitan sukuk ritel dengan manis tahun ini, tecermin dari besarnya minat investor terhadap instrumen tersebut.
Dari mancanegara, tersaji informasi mengenai penunjukan Jerome Powell sebagai Gubernur Federal Reserve yang disambut dengan rontoknya Bitcoin.
Selain itu, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji di meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut ini adalah intisari dari setiap berita pilihan:
1. Babak Baru Perlawanan Sawit Indonesia di Uni Eropa
Indonesia perlu segera menggandeng negara produsen CPO lain untuk mempersiapkan kampanye positif terhadap minyak kelapa sawit jelang sidang kedua sengketa komoditas perkebunan tersebut dengan Uni Eropa.
Peneliti di Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Ahmad Heri Firdaus berpendapat kampanye positif dapat memberi justifikasi yang berimbang terhadap tudingan Uni Eropa yang mengelompokkan crude palm oil (CPO) sebagai komoditas yang tidak bersifat berkelanjutan.
Menurut dia, Indonesia harus terus memperkuat justifikasi argumen bahwa CPO tidak sesuai dengan apa yang UE tuduhkan sehingga komoditas itu tetap layak menjadi sumber energi, bahan bakar nabati, dan produk turunan lainnya.
2. Proyek Hulu Migas Tak Ekonomis Butuh Pemanis
Sebagian besar proyek hulu minyak dan gas bumi di Indonesia dinilai tidak mencapai nilai keekonomian, sehingga tidak menarik bagi investor.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyebutkan bahwa terdapat proyek-proyek hulu migas di dalam negeri yang tidak mencapai nilai keekonomian, yang akhirnya tidak dikerjakan oleh kontraktor.
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan bahwa banyaknya proyek lapangan migas yang tidak mencapai nilai keekonomian tersebut karena masih menggunakan syarat dan ketentuan yang masih kurang menarik bagi para kontraktor.
3. Rights Issue & Ambisi KRAS Lanjutkan Pertumbuhan Pesat di 2022
Emiten BUMN produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membidik target pertumbuhan penjualan hingga 26 persen pada 2022 mendatang. Seiring dengan target itu, perseroan juga mengagendakan rights issue untuk memperbaiki struktur permodalan.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan bahwa selain menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 26 persen pada 2022 mendatang, emiten berkode saham KRAS ini juga akan berusaha melakukan perbaikan di sisi profitabilitas.
Sebelumnya, Silmy mengatakan KRAS membidik pertumbuhan penjualan perseroan naik 43 persen menjadi Rp28 triliun pada 2021.
4. ST008 Banjir Peminat, dari Baby Boomers hingga Generasi Z
Pemerintah menutup penerbitan sukuk ritel dengan manis pada tahun ini. Hal itu tercermin dari besarnya minat investor terhadap instrumen tersebut.
Terbaru, pemerintah menerbitkan sukuk tabungan (ST) seri ST008. Dari penerbitan instrumen tersebut, pemerintah menargetkan dana sebesar Rp5 triliun.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebut minat investor yang luar biasa menyebabkan target nasional ST008 sudah tercapai pada 15 November 2021 yaitu 2 hari sebelum masa penawaran ditutup.
5. Jerome Powell Jadi Bos The Fed, Bitcoin Rontok
Bitcoin/Antara
Sejumlah aset cryptocurrency mencetak koreksi cukup dalam secara harian termasuk Bitcoin yang melanjutkan koreksinya seolah merespons penunjukan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.
Pada Selasa (23/11/2021) pukul 21:31 WIB, harga Bitcoin menyentuh US$56.298,67 atau terkoreksi 1,63 persen sehingga kapitalisasi pasarnya mencapai US$1,06 triliun. Koreksi juga dialami oleh lima aset lainnya dengan rentang 0,81 persen hingga 2,8 persen.
Selamat membaca.