Bisnis.com, JAKARTA — Adanya ketimpangan akses vaksin dan infrastruktur dalam penanganan pandemi Covid-19 membuat negara-negara mengalami kondisi yang berbeda. Kerja sama global dalam mendukung pemerataan penanganan pandemi perlu menjadi perhatian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 memberikan kesempatan dunia untuk melakukan reset and reshape agar lebih selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), dengan komitmen untuk mencapainya pada 2030.
Meskipun begitu, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak negara kesulitan menghadapi tekanan besar. Kendala ekonomi, infrastruktur, teknologi, dan SDM membuat banyak negara kewalahan menghadapi pandemi.
”Negara-negara maju telah mengelola situasi pandemi dengan lebih baik, tetapi banyak negara berkembang yang masih berjuang untuk mengakses vaksin,” ujar Airlangga pada Sabtu (20/11/2021).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sedikitnya 48 negara menghadapi risiko tinggi atau sangat tinggi mengalami kehilangan satu generasi atau lost generation. Hal tersebut terjadi akibat berkurangnya kesempatan pendidikan, kehilangan pekerjaan, dan kendala sistem perawatan kesehatan.
Menuru Airlangga, perlu terdapat kerja sama global dalam mencegah kondisi krisis yang berkepanjangan, khususnya dalam membantu negara-negara paling miskin dan rentan. Kemitraan global itu dapat berbentuk dukungan pendanaan, penangguhan pembayaran utang, dan akses teknologi.
Baca Juga
"Diperlukan juga mekanisme pembiayaan yang inovatif untuk menutup kesenjangan pendanaan SDGs, termasuk melalui blended finance dan sustainable private investment untuk menghidupkan kembali perekonomian dan menciptakan lapangan kerja," ujarnya.
Isu itu turut menjadi mendapat perhatian dalam penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Sebagai tuan rumah, Indonesia mendorong upaya bersama bagi pemulihan ekonomi dunia, yakni dengan prinsip utama pertumbuhan yang inklusif, berpusat pada masyarakat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Salah satu prioritas dalam Presidensi G20 adalah mengembangkan sumber pembiayaan yang dapat mendukung upaya setiap negara dalam menyediakan pembiayaan berkelanjutan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, seperti yang dijanjikan dalam The Glasgow Pact COP26.
Perjanjian itu pun menandai upaya global dalam mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap untuk mencapai ekonomi rendah karbon. Menurut Airlangga, Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin agar G20 dapat bermanfaat bagi semua negara.
”Upaya pemulihan global harus dilakukan secara sistematis dan terkoordinasi. Kita harus tetap berkomitmen untuk memperkuat kerja sama global yang akan membawa kita ke dunia yang lebih baik pasca Covid-19," ujar Airlangga.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua