Bisnis.com, JAKARTA – Produksi bahan bakar nabati (BBN) diproyeksikan dapat menembus target 10 juta kilo liter pada 2022 apabila pandemi mereda pada tahun depan.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai Covid-19 ikut mempengaruhi produksi biofuels termasuk penyerapan dalam negeri. Kondisi ini krusial untuk menentukan target tahun depan.
“Kalau sudah berjalan normal baik mendekati normal dengan tetap memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan, saya kira realistis [target 10 juta kilo liter],” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/11/2021).
Meski begitu, pemerintah harus mengatur tata kelola biodiesel terlebih dulu untuk mencapai target tersebut. Pasalnya selama ini harga FAME masih terbilang tinggi sehingga pengembangan bahan bakar nabati dapat terhambat.
Dia menilai tingginya harga FAME akan memberikan beban biaya tersendiri dalam pengembangan biofuel. Melalui tata kelola tersebut, pengembangan biodiesel dapat berkembang dengan baik, bahkan menjadi potensi ekspor.
“Misalnya tidak terserap biodiesel di dlm negeri, kita punya opportunity ekspor ke negara tetangga,” terangnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan penyerapan bahan bakar nabati atau biofuel hingga akhir tahun ini diperkirakan melebihi target 9,2 juta kiloliter.
Kondisi ini diakibatkan meningkatnya mobilitas masyarakat seiring dengan pemulihan ekonomi sejak beberapa bulan terakhir. Berdasarkan rencana umum energi nasional (RUEN), kapasitas BBN akan ditingkatkan menjadi 10 juta kiloliter pada 2022.