Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) didorong untuk berperan dalam pengembangan infrastruktur kesehatan dan pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi.
Peran SMI tidak hanya lewat pembiayaan infrastruktur kesehatan atau berbasis proyek, tetapi juga dalam pembiayaan berbasis program atau kebijakan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan SMI yang berstatus Special Mission Vehicle (SMV) dapat melahirkan berbagai program guna mendukung fokus pemerintah dalam menangani dan mengantisipasi dampak pandemi, serta mendorong pembangunan berkelanjutan.
Menkeu menuturkan ahli kesehatan dunia berpendapat pandemi Covid-19 mungkin bukan jadi yang terakhir. Untuk itu, setiap negara sebaiknya memiliki persiapan antisipasi dalam penanganan, salah satunya dengan menerapkan sistem kesehatan yang handal.
Hal ini menjadi alasan menugaskan PT SMI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan untuk turut serta membangun sistem kesehatan. SMI tidak hanya pembiayaan pada infrastruktur kesehatan atau berbasis proyek, tetapi juga dalam pembiayaan berbasis program.
Selain itu, SMI juga dapat mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) melalui pembiayaan berbasis program pada sektor pembangunan berkelanjutan seperti Energi Baru Terbarukan (renewable energy).
Baca Juga
"Area ini yang saya minta PT SMI tidak hanya fokus pikirkan project base, walaupun ini tetap penting, (renewable energy) akan menjadi hal yang penting dan berkembang. PT SMI adalah SMV tidak hanya project base tapi juga masuk dalam program, artinya tekuni juga dari sisi policy design," katanya dalam keterangan resmi, Senin (15/11/2021).
Menkeu menegaskan hal itu pada Webinar Indonesia Sustainable Development Day 2021 (ISDD) baru-baru ini.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyatakan bahwa pada Road Map Nationally Determined Contributions (NDC) 2020, biaya mitigasi perubahan iklim untuk mencapai NDC sebesar Rp3.779 triliun hingga 2030. PT SMI memiliki peran strategis dalam pencapaian target tersebut.
"Peran PT SMI akan menjadi sangat strategis bagaimana bisa menjadi enabler dan bahkan menjadi pelaku dalam konteks melakukan agenda mitigasi climate change," tambahnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menilai bahwa PT SMI dapat menjalankan peran vital melalui ketiga pilar bisnisnya seperti dari sisi pembiayaan dan investasi, jasa konsultasi, hingga pengembangan proyek.
"Dengan tiga pilar bisnis ini, PT SMI bisa masuk pada pengembangan atau pembangunan Rumah Sakit di daerah, tidak hanya RSUD tetapi juga RS Umum, serta RS Pusat," katanya.
Saat ini, Kemenkes tengah melakukan transformasi SKN yang mencakup enam pilar. Masing-masing pilar itu adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI, Rionald Silaban menyatakan, fokus pemerintah terhadap pengembangan infrastruktur kesehatan disebabkan kesadaran bahwa SDM yang sehat merupakan motor penggerak pada pertumbuhan dan pemulihan ekonomi skala nasional.
Dia juga mendorong PT SMI untuk meningkatkan portofolio pembiayaan pada berbagai proyek yang bersifat berkelanjutan. Hal itu disebut sejalan dengan rencana dan agenda pemerintah dalam upaya mitigasi dampak perubahan iklim atau climate change.
Terlebih, Indonesia telah berkomitmen serta dalam aksi pencegahan perubahan iklim yang ditandai dengan kehadiran Presiden Joko Widodo dalam The 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Inggris.
"Oleh karena itu, memang tugas dari PT SMI adalah bagaimana dalam proyeknya bisa mendorong pemerintah daerah dan pihak lain menerapkan ekonomi berkelanjutan," kata Rionald.