Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEN Pastikan Komitmen RI untuk Energi Bersih di Forum COP

Dewan Energi Nasional (DEN) memastikan komitmen Indonesia dalam pembangunan rendah karbon dan energi bersih dalam forum Conference of the Parties (COP) ke-26 yang diselenggarakan di Glasgow, Skotlandia.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha (dua dari kanan) bersama Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI Mercy Chriesty Barends (dua dari kiri), Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah (kanan), dan Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK Noer Adi Wardojo di sela kegiatan COP26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia./ANTARA
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha (dua dari kanan) bersama Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI Mercy Chriesty Barends (dua dari kiri), Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah (kanan), dan Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK Noer Adi Wardojo di sela kegiatan COP26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Energi Nasional (DEN) memastikan komitmen Indonesia dalam pembangunan rendah karbon dan energi bersih dalam forum Conference of the Parties (COP) ke-26 yang diselenggarakan di Glasgow, Skotlandia.

“Komitmen RI tersebut sejalan dengan Sustainable Development Goals [SDGs], yaitu affordable & clean energy, climate actions, serta decent work & economic growth,” kata Anggota DEN Satya Widya Yudha melalui keterangan resmi, Senin (15/11/2021).

Dalam forum COP26 UNFCCC dengan tema Green Economy and Infrastructure Development: A High Call for Urgency, Satya menjelaskan komitmen Presiden Joko Widodo terkait sektor energi, melalui pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangunan PLTS terbesar di Asia Tenggara, penggunaan EBT, dan pengembangan industri berbasis energi bersih, termasuk pembangunan salah satu kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.

“Hal ini membutuhkan dukungan dan kontribusi internasional dari negara-negara maju, dan Indonesia akan terus mendukung climate finance dan inovasinya, serta pembiayaan hibrida, green bonds, hingga green sukuk,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa pembiayaan iklim dengan pendanaan dari negara maju merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara berkembang, dan Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat terhadap net zero emission.

Satya juga menegaskan bahwa penurunan emisi karbon tidak saja dilakukan melalui mekanisme green economy, tetapi juga blue economy, yakni bagaimana menurunkan karbon sekaligus menyejahterakan rakyatnya.

Menurut dia, DEN memonitor pembangunan infrastruktur ekonomi hijau dengan mengawasi implementasi dari RUED sebagai turunan dari RUEN.

“Untuk itu, ke depan perlu diselaraskan dengan tujuan transisi energi menuju net zero emission,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR Mercy Chriesty mengatakan, langkah percepatan dalam pencapaian target energy baru terbarukan (EBT), antara lain dengan melakukan penambahan kapasitas untuk memenuhi permintaan baru yang tidak hanya yang tercantum dalam RUPTL, dan substitusi energi menggunakan teknologi existing, seperti B30, co-firing, dan pemanfaatan RDF.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Lili Sunardi
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper