Bisnis.com, JAKARTA - Program Kartu Prakerja dinilai sebagai program perlindungan sosial yang ideal karena berupa ‘cash plus’, baik di bidang pendidikan, pelatihan, maupun kesehatan yang sangat diperlukan negara berkembang di tengah pandemi Covid-19.
Dalam Forum Dialog 19th Economix International Dialogue, Managing Director of Development Policy and Partnerships Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa program perlindungan sosial sebaiknya membangun modal manusia dengan memberikan pelatihan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.
Program juga harus bisa beradaptasi dan lincah, termasuk terhadap wilayah-wilayah yang membutuhkan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari mengatakan Program Kartu Prakerja yang merupakan program semi bansos telah mencakup semua yang disebutkan.
“Bukan lagi sebatas ide, namun sudah diimplementasikan sejak 11 April 2020 dengan jumlah peserta sampai dengan saat ini telah mencapai 11,4 juta orang. Program Kartu Prakerja memberi uang setelah selesainya pelatihan. Jadi Prakerja adalah conditional cash transfer di masa pandemi,” katanya melalui siaran pers, Kamis (11/11/2021).
Denni menjelaskan, dalam program Kartu Prakerja, pelatihan yang disediakan beragam dan dapat dipilih sendiri oleh peserta.
Baca Juga
Pendaftaran pun dilakukan secara daring melalui situs prakerja.go.id dan seluruh prosesnya berlangsung secara end-to-end secara digital.
Selain itu, Program Kartu Prakerja juga menjadi pionir Government to Person (G2P) Program di Indonesia yang melibatkan teknologi finansial berdampingan dengan bank, sehingga membantu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
Denni menambahkan, program Kartu Prakerja juga terbukti adaptif. Ketika pandemi memukul Indonesia, besaran insentif diperbesar menjadi Rp2,4 juta untuk menyediakan bantalan sementara bagi ekonomi rumah tangga yang terpukul akibat pandemi dan pelatihan hanya dilaksanakan secara daring.