Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disney+ Punya 118,1 Juta Pelanggan, Meleset dari Perkiraan Analis

Selain pertumbuhan pelanggan Disney+ yang lebih rendah dari perkiraan analis, Disney juga mengalami penurunan laba di bisnis film dan TV-nya.
Pelayaran uji belum dijadwalkan ulang untuk tanggal tertentu. /disneycruise.disney.go.com
Pelayaran uji belum dijadwalkan ulang untuk tanggal tertentu. /disneycruise.disney.go.com

Bisnis.com, JAKARTA – Walt Disney Co. melaporkan peningkatan pelanggan yang lebih rendah dari perkiraan analis untuk layanan streaming Disney+ yang berjuang memperluas daya tariknya setelah awal yang eksplosif.

Mengutip Bloomberg, Kamis (11/11/2021), Disney+ memperoleh 2,1 juta pelanggan pada kuartal IV/2021 tahun fiskal, sehingga total pelanggannya menjadi 118,1 juta secara global. Rata-rata analis sebelumnya memperkirakan pelanggan Disney+ mencapai 119,6 juta.

Kegagalan itu merupakan bagian dari kuartal yang mengecewakan bagi raksasa hiburan itu, yang juga mengalami penurunan laba di bisnis film dan TV-nya.

Disney telah menjadikan layanan streaming keluarga sebagai fokus utama untuk pertumbuhan di tahun-tahun mendatang, dan berupaya menjangkau sebanyak 260 juta pelanggan pada 2024. Perusahaan ini merayakan ulang tahun kedua Disney+ pada 12 November dengan menawarkan film dan promosi baru.

Disney melaporkan laba per saham kuartal keempat sebesar 37 sen per saham, tidak termasuk beberapa item, meleset dari proyeksi analis sebesar 49 sen. Penjualan pada periode yang berakhir 2 Oktober naik menjadi US$18,5 miliar, juga lebih rendah dari perkiraan US$18,8 miliar.

Saham Disney turun sebanyak 5,3 persen menjadi US$165,12 dalam perdagangan yang diperpanjang setelah pengumuman tersebut pada Rabu (10/11/2021) waktu setempat. Saham perusahaan telah turun 3,7 persen sepanjang tahun ini.

Chief Executive Officer Bob Chapek mengatakan pada September lalu bahwa investor harus mengharapkan pelanggan Disney + untuk "meningkat low-single digit millions" dari kuartal sebelumnya.

Sementara analis mengurangi perkiraan mereka, tapi masih mengharapkan layanan untuk menambah 4,9 juta pelanggan. Kerugian dalam bisnis langsung ke konsumen, yang mencakup Disney+, melebar menjadi US$630 juta. Ini sebagai akibat dari pengeluaran besar-besaran untuk acara TV dan film. Proyeksi Wall Street, perusahaan mengalami kerugian sebesar US$438,8 juta.

Dalam bisnis TV tradisional Disney, laba turun 11 persen menjadi US$1,64 miliar, karena biaya pemrograman dan pemasaran yang lebih tinggi untuk jaringan siaran ABC, bersama dengan biaya afiliasi yang lebih rendah dari jaringan kabel seperti ESPN, yang memiliki satu minggu ekstra pada periode tahun lalu.

Perusahaan memperkirakan minggu tambahan meningkatkan pendapatan sebelum pajak pada kuartal tahun sebelumnya sekitar US$200 juta.

Laba di bisnis taman hiburan perusahaan, yang terbesar di dunia, mencapai US$640 juta, dibandingkan dengan kerugian tahun sebelumnya, sebagian besar didorong oleh bisnis produk konsumen. Itu kurang dari perkiraan analis US$864,4 juta dan merupakan hasil dari kerugian internasional dan keuntungan hanya US$244 juta di taman hiburan domestik.

Studio film Disney membukukan kerugian US$65 juta pada periode tersebut, dibandingkan dengan laba tahun lalu, mencerminkan biaya pemasaran dan pengeluaran lain untuk rilis besar film seperti Black Widow dan Jungle Cruise yang melampaui pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper