Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja perdagangan dan ekonomi Asia Pasifik secara umum menunjukkan tren positif, imbas dari kebijakan yang mengakomodasi kelancaran arus barang. Indonesia mengharapkan Kemitraan Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) bisa menjadi wadah pemerataan dan pertumbuhan ekonomi.
“APEC perlu memformulasikan langkah konkret guna mencapai pemerataan dan percepatan pertumbuhan ekonomi, terutama melalui peningkatan sektor perdagangan, mendorong integrasi ekonomi regional dalam mendukung pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam APEC Ministerial Meeting (AMM) 2021 dikutip dari siaran pers, Selasa (9/11/2021).
Lutfi menyatakan pemerataan pertumbuhan ekonomi masih menjadi tantangan tersendiri bagi anggota ekonomi APEC. Salah tantangan tersebut adalah akses dan ketersediaan vaksin yang belum merata dan menjadi penghambat dalam percepatan pemulihan ekonomi.
Kesenjangan akses terhadap vaksin, lanjut Lutfi, merupakan faktor dominan yang menghambat upaya pemulihan ekonomi secara merata. Peran penting sektor perdagangan serta peningkatan kolaborasi dapat menjadi instrumen efektif untuk mengatasi krisis dan mendorong pemulihan ekonomi di kawasan.
“Kelancaran arus perdagangan dapat menjamin pemerataan akses vaksin, mengingat pemulihan ekonomi sangat bergantung pada keberhasilan vaksinasi, maka upaya dan langkah konkret di sektor perdagangan perlu diintensifkan dalam memastikan akses vaksin yang luas dan merata,” katanya.
Pola perdagangan pascapandemi Covid-19 menjadi perhatian khusus dalam pembahasan AMM. Para Menteri APEC menggarisbawahi perlunya pendekatan yang kolaboratif dan adaptif untuk memastikan perdagangan yang inklusif serta berkelanjutan.
Baca Juga
Indonesia sendiri mendukung komitmen APEC untuk mewujudkan ketahanan ekonomi di kawasan melalui sinergi dengan sektor bisnis serta berbagi praktik kebijakan terbaik yang bisa diadaptasi anggota APEC lainnya.
Setelah kesepakatan Bogor Goals, APEC memasuki babak baru dalam mendorong kesejahteraan bagi masyarakat luas dan generasi mendatang melalui APEC Putrajaya Vision 2040.
Di bawah keketuaan Selandia Baru, visi tersebut dituangkan ke dalam berbagai rencana aksi guna mewujudkan komunitas yang terbuka, dinamis, berketahanan dan berlandaskan perdamaian, termasuk melanjutkan peran APEC dalam mendukung sistem perdagangan multilateral dan WTO.
Lutfi menyampaikan, AMM merupakan momen penting bagi para Menteri APEC dalam memberikan sinyal positif dan dukungan terhadap hasil konkret WTO Ministerial Conference (MC-12) yang akan berlangsung pada November 2021.
Di samping itu, tahun depan, Indonesia selaku presidensi G20 dan Thailand selaku tuan rumah APEC 2022 memegang peran penting dalam menentukan pemulihan arah ekonomi.
“Sinergi antara berbagai organisasi internasional dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan ekonomi dan menjamin kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat untuk bangkit bersama pascapandemi,” katanya.