Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Timah Indonesia Cuma Tersisa 26 Tahun?

Cadangan timah Indonesia disebut hanya akan bertahan selama 26 tahun dengan memperhitungkan kapasitas pabrik yang sudah ada dan akan berdiri pada tahun mendatang.
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Cadangan timah Indonesia disebut hanya akan bertahan selama 26 tahun dengan memperhitungkan kapasitas pabrik yang sudah ada dan akan berdiri pada tahun mendatang.

Koordinator Pokja Rencana Induk Komoditas Minerba GSKM Dedi Supriyanto mengatakan bahwa diperlukan standardisasi dan penegakan kewajiban pelaporan sumber daya dan cadangan timah, serta mineral pengikutnya.

Tercatat, cadangan timah dalam negeri mencapai 2,23 juta ton dengan produksi tahunan 85.000 ton per tahun. Dengan umur cadangan 26 tahun, diperkirakan timah di dalam negeri hanya tersedia hingga 2046.

“Diperlukan pengembangan teknologi penambangan laut ke dalam lebih 60 meter, sebagai upaya meningkatkan keberlanjutan umur tambang,” katanya saat webinar sosialisasi, pembahasan dan diskusi terkait Grand Strategi Komoditas Minerba, Selasa (9/11/2021).

Lebih lanjut, dia menilai, terdapat potensi cadangan dari bijih timah primer dan mineral ikutan timah. Namun, diperlukan pengembangan teknologi pengolahan dan pemurnian bijih primer dan mineral ikutan timah tersebut.

Pada laporan tahunan terintegrasi PT Timah Tbk. Di 2020, sebagian cadangan timah primer perseroan dikendalikan dan dan dicatat sebagai sumber daya. Hal itu disebabkan adanya beberapa penyesuaian parameter pengolahan cadangan timah primer.

Perubahan tersebut membuat cadangan timah mengalami penurunan menjadi 282.312 ton dari tahun sebelumnya 327.520 ton. Di sisi lain, PT Timah sebagai industri hulu komoditas tersebut telah bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Di antaranya kerja sama dengan BLU Tekmira dan Kementerian ESDM dalam pengolahan bijih timah primer dengan proses klorinasi basah. Teknologi tersebut telah ditingkatkan oleh Litbang PT Timah, sehingga menjadi skala pabrik dengan kapasitas 400 ton bijih timah primer.

Dengan munculnya teknologi tersebut, potensi pengolahan timah primer yang dimiliki oleh PT Timah dapat lebih dari 500.000 ton. “Apabila dalam satu tahun mampu mengolah timah primer sebanyak 40.000 ton, maka umur PT Timah akan bertambah 12 tahun,” terangnya.

Dosen Teknik Metalurgi ITB sekaligus Dewan Penasihat Prometindo Sunara Purwadaria mengatakan bahwa perlu adanya kemauan dari para pemegang izin usaha pertambangan untuk melakukan verifikasi ulang cadangan timah dalam negeri.

“Sumber daya dan cadangannya dan perlu dipetakan, punya siapa, sehingga setiap perusahaan bisa mengamankan bahan bakunya,” katanya.

Dari pemberian data itu, maka akan diketahui seberapa besar cadangan timah yang ada di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper